​Pendekar Siaga Konsepkan Wisata “Dunia Akhirat”

seputartuban.com – Setelah berhasil merealisasikan pembangunan rumah warga miskin berbasis masyarakat murni, kini Pendekar Siaga kembali menjalankan program lainya. Yakni menjalankan wisata sambil sedekah dan peduli lingkungan. Melalui River Tubing atau susur sungai sepanjang 3 KM dengan view Tebing. Sehingga wisatawan dapat menikmati keindahan alam dan sesasi susur sungai sekaligus beribadah melalui sedekah dan penanaman pohon.

RIVER TUBING : Keseruan wisatawan saat menikmati susur sungai bersama tim Pendekar Siaga

Koordinator Pendekar Siaga, Hery Prasetyo, Kamis (4/5/2017) mengatakan destinasi wisata susur sungai menggunakan ban dalam baru uji coba 2 bulan ini sudah mulai ramai pengunjung dari dalam dan luar kabupaten. “Sudah banyak, sebenarnya yang mau banyak. Namun kita masih ada beberapa kendala. Tapi pihak Dinas Pariwisata kedepanya sudah ada komunikasi termasuk dengan Perhutani,” katanya.
River Tubing dibuat agar masyarakat khususnya pemuda memiliki pekerjaan sekaligus memanfaatkan potensi desa. Selain itu upaya meninggikan kepedulian sosial dan lingkungan masyarakat. “Konsepnya setiap wisatawan bayar sudah termasuk sedekah didalamnya. Dan diwajibkan menanam pohon tiap wisatawan. Paketnya juga kita siapkan nasi liwet sambal cos,” imbuhnya.

Wisatawan diwajibkan menanam pohon dan diberi nama masing-masing. Sedangkan hasil sedekah akan dikumpulkan oleh Unit Pengelola Zakat (UPZ) Tabungan Akhirat Guwoterus. “Sekitar Guwoterus banyak potensi wisata yang bisa dikembangkan. Harapanya kedepan kita buat paket kunjungan sehari di Guwoterus. Termasuk ke Gua Putri Asih dan wisata lainya disini,” jelasnya.

Saat ini sedang disiapkan pengembangan ternak burung dara berbasis masyarakat. “Saat ini sudah disiapkan ternak burung dara berbasis rumahan. Selain untuk kuliner wisata, juga bisa dijual ke warung makan yang masih sangat butuh. Sistemnya juga sudah disiapkan berbasis masyarakat,” tegasnya.

Harapan kedepan, karena wisata kawasan jalan tengah dari Tuban menuju Singgahan dan Jatirogo terdapat beberapa tempat wisata, maka jalur bus wisata dapat dialihkan ke jalur Tuban tengah. “Itu agar perekonomian dan wisatanya dapat hidup. Kalau jalur tengah sudah siap harapanya demikian,” harapnya.

Diketahui, Pendekar Siaga adalah gabungan para pendekar dari Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), IKS PI Kera Sakti, Margaluyu 151 dan Bunga Islam. Mereka menjalankan 8 fungsi pengabdian masyarakat. Meski ditengah keterbatasan ekonomi para anggota, mereka nampak tetap konsisten. ARIF AHMAD AKBAR

3 komentar

  1. Barangkali rute river tubingnya bisa diperpanjang sampai diatas air terjun nglirip, tapi dibangun jeruji beton untuk pengamanan yg menyatu dengan jembatan penyebrangan yg melintas sebelum air terjun, maaf penulis hanya mengira2 tidak tahu keadaan dilapangan

  2. Jalur yang sudah ada di wilayah Desa Guwoterus Kecamatan Montong, untuk jalur fun panjang jalur 3 Km dengan view pemandangan tebing, gua, bukit,. untuk yang jalur ekstrim panjang jalur 1 Km dengan view arus deras, tempat bersejarah.
    Untuk sarannya sangat baik, namun kurang efektif. Karena dari start sampai Lirip bisa seharian.
    Terima kasih.

  3. Menanggapi pernyataan Kabid Pariwisata Disparbudpora pd berita “Disbudpora Pamerkan Potensi Wisata Adventure”
    disebutkan bahwa pd tahun lalu pengunjung wisata tuban sekitar 5 juta orang;
    Menurut pandangan sy sbg orang awam, pengunjung wisata 5 jt orang, sebagian besar hanya singgah/mampir (dlm hal ini pengunjung makam wali) artinya tdk memberikan kontribusi yg signifikan pd pendapatan daerah, mereka tdk menginap di hotel/homestay, maminya bukan di resto (sebagian besar ditempat informal) & retribusi masuk kas yayasan pengelola makam bukan Kasda…krn komponen penginapan hotel/homestay & mamin resto ada pajak daerahnya…tp hrs diakui mmg berdampak pd pendapatan pd pelaku sektor informal (pedagang mamin/asongan/pedagang cinderamata/penarik becak)

Komentar ditutup.