KENDURUAN
![Foto bersama usai penyerahan tokoh Srikandi kepada dalang](http://seputartuban.com/wp-content/uploads/2015/12/Foto-Bersama-MPR-RI-300x207.jpg)
seputartuban.com – Majelis Permusyawaratan RI (MPR RI), Sabtu (12/12/2015) malam melaksanakan pagelaran wayang kulit semalam suntuk di halaman Kantor Kecamatan Kenduruan. Dilakukan untuk melakukan sosialisasi 4 pilar kebangsaan (Pancasila, UUD 1945, NKRI, Bhineka Tunggal Ika).
Rakyat sangat antusias menikmati hiburan rakyat itu, karena dikawasan ini jarang terdapat hiburan serupa. Lakon atau judul Satrio Pinilih dimainkan dalang asal Kabupaten Rembang, Ki Sigit Ariyanto.
Dalam sambutanya, salah satu anggota MPR RI, Anna Muawanah mengatakan untuk sosialisasi menggunakan wayang kulit dinilai efektif. Karena tempat sosialisasi di kawasan pedesaan. “Dengan pagelaran wayang, kita bisa menyampaikan pesan nilai nilai dan pemahaman dalam 4 pilar kebangsaan. Karena dalam pewayangan itu terkandung tuntunan dan tatanan yang dibalut dengan seni atau tontonan,” tuturnya.
Selain itu, wayang juga sudah diakui dunia dengan tercatat sebagai warisan dunia oleh Unesco. Ini wujud menjaga kelestarian budaya bangsa. “Wayang itu diakui Unesco, sehingga wajib kita mencintai budaya dan tradisi bangsa yang tidak dimiliki bangsa lain,” ungkapnya.
4 pilar kebangsaan sangat perlu dikuatkan ditengah masyarakat. Karena Indonesia merupakan negara terbesar didunia yang keberagamanya paling banyak. Mulai suku, budaya, bahasa maupun kekayaan lainya.
“Kenduruan itu paling ujung, kalau saya kesini itu kole kole (jauh sekali). Itulah kenapa kami memilih disini, agar masyarakat disini bisa memiliki dan merasakan hal yang sama,” tandasnya.
Anggota MPR RI, Didik Mukriyanto mengaku selalu menggalakkan dan menumbuhkan rasa kebangsaan melalui sosialisasi 4 pilar kebangsaan. “Media yang kita gunakan beraneka macam. Sesuai dengan sasarannya, agar bisa diterima dengan baik. Misal ketika dilingkungan akademis bisa dengan seminar. Kalau dalam masyarakat di Jawa bisa dengan wayang seperti ini. Di daerah lain menggunakan media lain yang sesuai dengan kearifan lokal disana,” katanya.
Anggota DPR RI asal Partai Demokrat itu mengatakan pagelaran wayang kulit syarat dengan pendidikan. Selain itu juga menghibur, masyarakat juga akan lebih mudah menerima pesan moral melalui sikap maupun cerita tokoh wayang yang dimainkan dalang.
“Didalamnya terdapat nilai edukasi yang dipoles dengan kisah yang menghibur dan dengan bahasa yang merakyat. Sehingga ini merupakan media yang tepat untuk mensosialisasikan 4 pilar kebangsaan. Seperti halnya Walisongo yang menyebarkan islam juga menggunakan seni pewayangan,” pungkasnya.
Dalam lakon “Satrio Pinilih”, mengilhami dijaman modern hak asasi wanita dan pria adalah sama. Senopati tidak harus seorang laki laki, Dewi srikandi, juga berhak menjadi senopati. Kisah wayang malam tersebut menceritakan perjalanan hidup tokoh wanita sejak lahir sampai menjadi senopati pandawa, dia adalah senopati pinilih Srikandi. USUL PUJIONO