Wagub Jatim, Medos Tidak Efektif Untuk Pencitraan Tanpa Realisasi Program

seputartuban.com, SOLO – Menginformasikan program kepada publik melalui media digital, dalam hal ini sosial media atau media sosial (Medsos), tidak akan efektif sebagai pencitraan. Jika program tersebut tidak dapat dijalankan. Meski begitu, penggunaan media digital sebagai sarana berkomunikasi dengan masyarakat tidak dapat ditinggalkan.

Hal itu diungkapkan, Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Timur (Jatim), Emil Elistianto Dardak, saat menjadi narasumber Media Gathering area Jatim Regional Indonesia Timur  Subholding Upstream Pertamina dengan 80 jurnalis, di Solo (24/11/2021).

Pada kegiatan itu para wartawan disambut oleh General Manager Zona 11, Muhammad Arifin, dengan menerapkan Prokes ketat. Mereka dari Kabupaten Blora dan Rembang, Jawa Tengah, Kabupaten Bojonegoro, dan Tuban, Jatim.

Arumi Bachin istri Wagub Jatim yang juga Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jatim turut mendampingi sang suami dalam diskusi gali peluang menjadi uang  dengan tema “Strategi Gali Potensi Pemasaran Digital” itu.

Wagub Emil Dardak menyatakan, betapa pentingnya konten media yang disajikan untuk menentukan seberapa populer postingan yang kita berikan. “Judul dari suatu konten dan juga strategi untuk penyebaran informasi itu, menjadi hal yang penting dalam suatu pemberitaan,” kata mantan Bupati Trenggalek itu.

Pada bagian lain, Emil menggambarkan, era sekarang semuanya serba digital dan masyarakat dengan begitu mudah mengetahui kegiatan pejabat. “Kita sekarang ini hidup diruang kaca. Semua orang bisa melihat apa yang dilakukan pejabat publik,” kata Emil.

Itulah mengapa di akun pribadi seorang pemimpin publik, mau tidak mau harus bisa memadukan kegiatan dalam kapasitas pribadi dan institusi. Masyarakat ingin mengetahui kehidupan pribadi seorang pejabat publik. Namun demikian porsi aktivitas pribadi dan keluarga, tidak boleh lebih banyak daripada porsi kegiatan sebagai pejabat.

Sedangkan Arumi mengatakan, sepuluh tahun lalu medos dianggap lucu-lucuan. Kalau tidak pakai medos tidak gaul. “Saat ini media sosial digunakan untuk personal branding,” papar Arumi.

Arumi mengingatkan, tidak mudah menciptakan personal branding dengan menciptakan 100 persen citra diri baru. Saat ini banyak yang mulai melakukan hal itu.  “Ditengah jalan sulit mempertahankan hal itu, personal branding harus diri kita sendiri, tapi pada sisi baiknya,” kata Arumi.

Personal branding pejabat publik, menurut Arumi, untuk memperlihatkan kepada masyarakat bahwa pejabat bersangkutan memiliki kredibilitas baik. Ini berbeda dengan personal branding warga yang bukan pejabat publik yang lebih mudah.

Sebagai Ketua Dekranasda, Arumi mengatakan, cukup banyak cobaan untuk mengangkat branding produk UMKM. Itu terjadi lantaran masyarakat yang akan membeli semakin kritis. “Sekarang sulit kalau mau berjualan tidak mendeskripsikan barangnya. Kalau dulu tidak terlalu, yang penting bagus dan harga terjangkau,” katanya.   

Sementara itu, Kepala Departement Kehumasan SKK Migas Perwakilan Jabanusa, Indra Zulkarnaen, menyampaikan bahwa kegiatan industri migas memiliki tantangan tersendiri. Terdapat pula risiko tersendiri dalam kegiatan operasinya. “Semoga dengan adanya kegiatan ini dapat terjalin komunikasi yang lebih lancar antar perusahaan dan rekan media,” kata Indra.

Sedangkan Astman Comrel & CID, Widya Gustiani, dalam sambutannya menyampaikan kegiatan media gathering ini dilakukan untuk lebih mempererat silaturahmi antara Pertamina dengan rekan media yang berada di Zona 11 dan Zona 12. “Dengan dilaksanakannya beberapa kegiatan ini, semoga bisa lebih menguatkan sinergi antara Pertamina dan media khususnya di Wilayah Bojonegoro, Tuban, Blora dan Rembang,” ujar Widya Gustiani. RHOFIK SUSYANTO