PLUMPANG
seputartuban.com – Akibat luapan Sungai Bengawan Solo menyebabkan wilayah Tuban bagian selatan tergenang sejak 3 hari terakhir. Salah satu kondisi terparah di kawasan Desa Kebomlati, Kecamatan Plumpang. Desa itu berdekatan langsung dengan sungai dan berada dalam kawasan luar tanggul atau tidak ada batas tanggul banjir.

Data di lapangan, Senin (28/11/2016) siang, kondisi Desa Kebomlati sebanyak 200 kepala keluarga (KK) terendam dengan kedalaman bervariasi. Jalan poros desa yang terendam sepanjang 3 KM dan 56 hektar sawah. Kondisi banjir sudah merepotkan aktivitas warga termasuk aktivitas pendidikan.
Meski sudah terendam sejak 3 hari terakhir, belum ada bantuan apapun yang diterima warga. Termasuk pendirian posko atau pelayanan kesehatan. “Masyarakat disini sudah terbiasa, tidak dapat bantuan ya sudah biasa. Terendamnya sudah dalam itu yang arah jalan keselatan sekaligus rumahnya,” ungkap Sa’idah (30), warga setempat.
Sebenarnya warga berharap adanya pemeriksaan atau pengobatan gratis. Selain antisipasi terhadap kesehatan warga, juga banyaknya anak bermain air banjir juga sebenarnya dikhawatirkan. “Ya kalau ada itu, saya saja mata sakit tidak bisa beli obat keluar desa sampai sekarang,” imbuhnya.
Warga yang rumahnya terendam tidak terlalu dalam masih bertahan. Namun yang sudah kondisi dalam, memilih menumpang dikeluarganya. “Tidak ada yang mengungsi, tapi kabarnya hulu sungai masih terus naik,” tuturnya.
Di Kecamatan Plumpang, banjir juga melanda di kawasan Desa Klotok. Dengan menggenangi lahan pertanian 50 hektar. Kemudian di Desa Kedungsoko juga menggenangi 58 hektar.

Sementara itu dari data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tuban, Senin (28/11/2016) siang sejumlah wilayah lain juga masih terendam. Wilayah Kecamatan Soko data sementara banjir sudah menggenangi sejumlah desa. Desa Menilo merendam 150 rumah, 500 meter jalan desa, 5 hektar lahan pertanian, 4 unit sekolah.
Kemudian di Desa Simo merendam 5 rumah warga dan 1 hektar lahan pertanian. Di Desa Glagahsari banjir parah dengan menggenangi 736 rumah dan 6 KM jalan. Serta 18 hektar sawah, 37 hektar perkebunan, 3 sekolah dan 1 Polindes. Kemudian di Desa Kenongo banjir merendam 20 unit rumah, 3 KM jalan, 50 hektar lahan pertanian dan 1 sekolah.
Sedangkan di Desa Kendalrejo sebanyak 3 rumah terendam, 3 hektar lahan pertanian warga. Sementara di Desa Mojoagung tidak ada rumah yang tergenang, namun 15 hektar lahan pertanian dan 1 unit sekolah juga kebanjiran.
Kemudian di kawasan Kecamatan Rengel, tanaman padi umur 25 sampai 50 hari terendam banjir dan rawan gagal tanam jika genangan masih berlanjut hingga beberapa hari kedepan. Di Desa Ngadirejo seluas 27 hektar, Desa Kanorejo seluas 60 hektar, di Desa Sawahan seluas 35 hektar, Desa Karantinoto lebih sedikit yakni 20 hektar, sedangkan di Desa Bulurejo areal persawahan dengan tanaman padi yang terendam seluas 75 hektar.
Jalan poros Desa Tambakrejo dan Desa Karangtinoto juga sudah terendam banjir. Selain itu beberapa infrastruktur bangunan di Desa Sumberjo dan Desa Campurejo juga rusak akibat banjir.
Kemudian di Kecamatan Widang, Desa Ngadipuro banjir hanya menggenangi 50 meter jalan. Desa Patihan 900 meter jalan dan 25 hektar lahan pertanian. Sedangankan di Desa Widang hanya sawah seluas 60 hektar yang tergenang.
Wilayah Kecamatan Parengan, di Dusun Bedrek dan Dusun Ndemek, Desa Selogabus jalan 500 meter tergenang setra 7 hektar lahan pertanian tergenang. Sedangkan di Dusun Pulo dan Njuwet 15 hektar lahan pertanian juga tergenang. MUHLISHIN/MUHAIMIN