Pertaruhan Harga Diri, Kades Ring 1 Tolak CSR PT SI

TUBAN

RESAH : Kades ring 1 PT Semen Indonesia akan menolak seluruh dana CSR jika manajemen BUMN itu tidak komunikatif.
RESAH : Kades ring 1 PT Semen Indonesia akan menolak seluruh dana CSR jika manajemen BUMN itu tidak komunikatif.

seputartuban.com – Kepala Desa ring 1 PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk nampaknya tidak mau dibodohkan dengan program dana sosial perusahaan. Mereka mengancam menolak dana tersebut jika perusahaan tidak komunikatif tiap program di desa.

Para Kepala Desa menilai komunikasi yang selama ini dilakukan perusahaan sangat kurang. Ketika terjadi permasalahan sosial, Kades yang dijadikan musuh oleh masyarakat.

“Komunikasi yang dibangun oleh perusahaan selama sangat lemah. Bila ada permasalahan baru kades yang dibenturkan dengan masyarakat,” kata Kades Tuwiri Wetan,  Kecamatan Merakurak, Setyobudi, Rabu (6/1/2016) usai Raker di DPRD Tuban.

Kades mendesak keterbukaan rekrutmen tenaga kerja diumumkan secara terbuka dan dikoordinasikan dengan Kades. Kejadian sebelumnya, ada lowongan pekerjaan, Kades tidak tahu saat ditanya masyarakatnya.

Tuntutan lainya adalah peraturan atau kebijakan yang dibuat perusahaan yang menyangkut masyarakat harus disampaikan kepada Kades. Misalkan pemecatan 94 karyawan anak perusahaan, seharusnya dikoordinasikan. Sehingga Kades dapat menyampaikan penjelasan kepada masyarakatnya.

“Saya siap dikatakan provokator di ring 1. Tetapi saya tidak setuju adanya aksi demo, sebab semua masalah bisa diselesaikan dengan cara musyawarah,” ujarnya.

Setyobudi menambahkan, bahwa desa ring 1 sangat sangat senang dibantu. Tetapi bila bantuan itu tidak sesuai dengan aspirasi dan harapan masyarakat lebih baik ditolak. Selain itu, dana yang diterima oleh desa dari pemerintah sudah besar.  “Kita siap menolak semua program CSR dari perusahaan bila aspirasi kita tidak direspon,” tegasnya.

Sementara itu, Anggota Komisi D DPRD Tuban, Tulus Setyo Utomo mengharapkan agar perusahaan lebih meningkatkan komusnikasi dengan warga sekitar. Selain itu program yang dibuat disesuaikan atau menyesuaikan dengan aspirasi dari masyarakat maupun pemerintah desa.

Bila komunikasi itu dijalankan maka akan tercipta sinergitas antara perusahaan dengan Pemdes. Jika ada masukan ataupun surat dari pemerintah desa agar ada balasan baik secara tulisan maupun lisan. Sehingga tidak menimbulkan kesalah pahaman dan menjadi konflik. “Sebenarnya kurang adanya komunikasi dan koordinasi antara perusahaan dengan pemerintah desa,” jelas Tulus.

Terpisah, Kabag Humas dan CSR PT Semen Indonesia, Wahyu Darmawan mengatakan bahwa pihaknya akan meningkatkan komunikasi yang beberapa bulan sempat terputus. Hal itu disebabkan karena program komunikasi yang dijalankan oleh perusahaan dengan para kades ring 1 sempat terhenti karena adanya perubahan pimpinan. “Kita akan tingkatkan koordinasi dan komunikasi dengan para kades,” kata Wahyu.

Sedangkan terkait program CSR yang dijalankan peruahaan, ia mengatakan bahwa perusahaan menyesuaikan dan berdasarkan atas usulan dan kebutuhan dari desa. Sehingga ada sinergitas program. Namun karena program baru masih perlu perbaikan. “Kalau untuk tenaga kerja kita sudah menyarankan kepada anak perusahaan agar dilakukan secara transparan,” jelasnya.

Sebelumnya, warga dan Kades Gaji juga menolak pemberian dana CSR Rp. 250 juta. Karena permasalahan sengketa tanah dengan warga tidak kunjung diselesaikan.  MUHLISHIN

Print Friendly, PDF & Email