Pemkab Tuban Sulap Yang Mustahil Jadi Nyata

Mimpi masa kecil setiap orang, terutama warga Tuban, terbang bebas di angkasa menggunakan sayap bak burung elang sepertinya mustahil.

IKON Baru: Salah seorang atlet tengah bersiap terbang bebas saat launcing lapangan paralayang di petak 70 RPH Nelunde BKPH Kerek di Desa Trantang, Rabu (05/08/2015).
IKON BARU: Salah seorang atlet tengah bersiap terbang bebas saat launcing lapangan paralayang di petak 70 RPH Nelunde BKPH Kerek di Desa Trantang, Rabu (05/08/2015).

seputartuban.com-Tapi hal mustahil itu kini jadi kenyataan setelah Pemkab Tuban secara resmi me-launcing lapangan paralayang di Desa Trantang, Kecamatan Kerek, Rabu (05/08/2015).

Selanjutnya Pemkab Tuban akan menyusun rencana pengembangan olahraga paralayang dan menyulap potensi alam yang ada di bawahnya sebagai ikon baru wilayah barat Bumi Wali.

Camat Kerek, Rochman Ubaid, mengatakan penentuan lokasi paralayang berada pada lahan milik Perhutani di Petak 70 RPH Ngelunde, BKPH Kerek, merupakan hasil inisiatif bersama. Yakni antara pemerintah daerah dengan para atlet paralayang di Tuban.

Lokasinya sendiri berada di antara Desa Wolutengah dan Trantang yang memiliki panorama apik, sehingga cocok sebagai tempat olahraga terbang bebas dengan menggunakan sayap kain atau parasut, yang lepas landas dengan kaki untuk tujuan rekreasi atau kompetisi.

“Setelah dilakukan kajian tempat ini mempunyai potensi untuk dikembangkan dan bisa menjadi ikon baru Pemkab Tuban,” tandas Ubaid.

Soal lokasinya yang berada di kawasan Perhutani, menurut dia, sudah dlakukan koordinasi dan telah diberikan izin untuk pengembangan potensi yang ada.

Berdasarkan kajian yang dilakukan oleh lembaga paralayang Yogyakarta dan Bandung serta Tuban, lokasi yang berada diketinggian 100 meter itu layak dikembangkan sebagai lapangan
olahraa terbang bebas tanpa menggunakan mesin. Hanya semata-mata memanfaatkan angin, karena tingginya sudah memenuhi standar.

“Selain dipakai sebagai tempat paralayang juga bisa berdampak positif terhadap warga sekitar. Nantinya diharapkan bisa menjadi tempat wisata dan meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar,” tutur dia.

Mengembalikan Hutan Yang Hilang

paralayangSementara Kepala Biro Pembinaan Sumber Daya Hutan (PSDH) Divisi Regional II Jatim, Kristomo, mengatakan potensi ini nantinya akan dikembangkan bersama dengan Pemkab Tuban dan juga masyarakat.

Sebab lokasi itu adalah masuk dalam kawasan hutan lindung, sehingga dengan dipakai untuk kegiatan itu, bisa kembali seperti semula.

“Nanti akan kita oprimalkan untuk warga sekitar, sehingga ketergantungan hutan bisa terkurangi,” jelas Kristomo saat hadir di lokasi paralayang.

Menurut dia, dengan dibangunnya potensi alam yang ada itu bisa mengembalikan kondisi hutan yang saat ini kondisinya memprihatinkan. Sebab Tuban masuk dalam daerah tangkapan air, sehingga banyak hutan lindung yang harus dilestarikan.

Ketua KONI Tuban, Mirza Ali Mansyur, berharap lokasi itu nantinya bisa membuat olahraga paralayang di Bumi Ronggolawe bisa semakin berkembang. Sebab hingga saat ini di Tuban masih belum memiliki tempat untuk cabor paralayang.

Direncanakan dalam Porprov 2017 mendatang Tuban akan menjadi tuan rumah dalam cabang olahraga paralayang.

“Kita berharap lokasi ini tahun 2017 nanti sudah bisa dipakai untuk lokasi Porprov, dan juga bisa menambah atlet yang saat ini masih minim,” katanya.

Sekedar tahu, olahraga paralayang lepas landas dari sebuah lereng bukit atau gunung dengan memanfaatkan angin. Angin yang dipergunakan sebagai sumber daya angkat yang menyebabkan parasut ini melayang tinggi di angkasa terdiri dari dua macam.

Yaitu angin naik yang menabrak lereng (dynamic lift) dan angin naik yang disebabkan karena thermal (thermal lift). Dengan memanfaatkan kedua sumber itu maka penerbang dapat terbang sangat tinggi dan mencapai jarak yang jauh.

Yang menarik adalah bahwa semua yang dilakukan itu tanpa menggunakan mesin. Murni mengandalkan angin. MUHLISHIN