Pasar Lesu, Petani Tembakau Resah

Penulis : Alfiya

PLUMPANG

seputartuban.com – Rendahnya daya beli pasar terhadap tembakau, membuat petani resah. Pasalnya harga jual menurun, sementara biaya pertanian tetap. Kondisi ini membuat mereka resah, sehingga pada musim ini, sudah kembali modal saja sudah sangat beruntung.

Tembakau menjadi salah komuditas utama pertanian bagi warga Desa Ngayung, Kecamatan Plumpang,Kabupaten Tuban. Sehingga masyarakatnya otomatis banyak yang menggantungkan hidupnya dari bertani tembakau. Di tahun lalu setiap musim panen petani bisa menikmati hasil keuntungan panen yang lumayan, tetapi tahun ini petani hanya bisa sekedar menutupi biaya tanam.

Saat seputartuban.com mendatangi salah satu petani sekaligus tengkulak, Fendy Permana (35), warga setempat, Minggu (16/09/2012) mengatakan bahwa sekarang Ia harus menyetor tembakau sampai ke Jawa Tengah. Tujuannya agar harga jual menjadi lebih mahal.

“setiap panen tiba saya membeli tembakau dari warga sini yang sudah dalam keadaan kering dan diiris lalu menjualnya kembali ke tengkulak berikutnya. Yang dijual lagi didaerah Prambanan, Jawa Tengah karena Gudang Garam di Tuban sudah Tutup (tutup pembelian sementara),“ tuturnya.

Diketahui bahwa harga daun tembakau basah saat ini berkisar antara Rp 1.300 sampai Rp 1.500 per-Kg. Sedangkan untuk daun tembakau kering berkisar antara Rp 4.000 sampai Rp 4.500 perk-Kg dan disesuaikan kualitas tembakau.Untuk harga siap jual yang sudah dirajang seharga Rp 20.000 sampai Rp 25.000 per-Kg.

Harga ini lebih murah dari musim sebelumnya, yaitu harga daun tembakau basah berkisar antara Rp 2.000 sampai Rp 3.500 per-Kg. Sedangkan untuk daun tembakau kering berkisar antara Rp 7.000 sampai Rp 7.500 per-Kg. Sedangkan untuk harga siap jual yang sudah dirajang Rp 40.000 sampai Rp 45.000 per-Kg.

Senada disampaikan Suroto (50), petani tembakau warga setempat ini juga mengeluhkan serangan hama membuat dirinya mengeluarkan ongkos lebih. Yakni per-hektar harus membeli pupuk jenis urea Rp. 200.000 untuk setiap 1 hektar lahan. Hal ini dilakukan untuk membasmi hama sekaligus menambah kesuburan tanah.

Sedangkan untuk menekan biaya tanam, dirinya mengairi lahanya dilakukan sendiri.  Serta saat panen juga dilakukan sendiri dibantu sejumlah pekerja. ”saya tanam sendiri bibitnya, serta saya juga menjual benih bibit juga ke petani lain seharga Rp 50.000 per-1.000 bibit tembakau, “ungkapnya.

Para petani tembakau ini berharap ada perhatian dari Pemkab Tuban untuk memperbaiki nasibnya. Mulai dari pola tanam, hingga menjaga staibilitas harga pasar. Karena dari bertani tembakau inilah selama ini dapat menghidupi keluarganya.

Foto : Hasil rajangan tembakau dijemur agar kering