SENORI
seputartuban.com – Rendahnya harga tembakau pada panen pertama musim tanam tahun ini membuat sebagian besar petani mengeluh. Selain itu, cuaca yang tak bersahabat juga membuat produksi daun tembakau lebih rendah jika dibandingkan pada panen pertama tahun lalu.

Salah satu petani tembakau Desa Sidoharjo Kecamatan Senori, Parno, menyampaikan, harga tembakau pada panen pertamanya hanya kisaran Rp 150.000 per kuintalnya yang dibeli oleh para tengkulak. “Harga tertinggi kira kira Rp. 180.000 per kuintalnya. Bisa dapat harga segitu sudah bersyukur,” katanya, Kamis (1/9/2016).
Dia melanjutkan bahwa panen pertama tahun ini juga terlambat dibanding tahun tahun sebelumnya. Ditambah lagi cuaca yang tak bersahabat karena kemarau basah tahun ini, membuat produksi tembakau juga rendah, berdampak pada tanaman menjadi kerdil. “Bulan agustus baru bisa memanen. Hasilnya pun juga kurang bagus, pertumbuhannya lamban,” jelas Parno.
Tak hanya itu, dampak dari cuaca yang kurang baik itu juga menyebabkan adanya serangan hama ulat daun. Banyak daun yang masih muda rusak sehingga produksi daun tembakau kali ini kurang bagus. Selain itu, para petani juga harus merogoh kocek dalam dalam untuk merawat dan menjaga daun dari serangan hama.
Akibat perubahan iklim yang tidak menentu tersebut membuat hasil panen merendah. Jika biasanya per hektar bisa mendapat 7 ton tembakau. Sekarang dia hanya bisa mendapatkan lima ton per hektarnya. Ditambah lagi ongkos produksi yang sudah dikeluarkan para petani tembakau cukup besar untuk tahun ini. Praktis para petani tidak bisa mendapatkan untung besar pada panen ini.
Namun, harga daun tembakau pada umumnya rendah, karena merupakan daun paling bawah. Dia memaparkan biasanya saat musim panen daun tengahan harga tembakau kisaran Rp. 200.000 hingga Rp. 250.000 per kuintalnya. Sedangkan daun terbaik berada pada bagian ujung dimana harganya mencapai Rp. 350.000 per kuintalnya.
Sementara itu, Camat Senori, Eko Julianto, menyampaikan, dengan sering rendahnya harga tembakau saat panen raya, pihaknya berencana akan bekerjasama dengan dinas terkait untuk membantu pengadaan gudang penyimpanan tembakau kering, yang nantinya bisa menjaga harga tembakau saat panen. “Semoga dengan adanya gudang kita bisa mengatur penjualan tembakau,” ujarnya.
Lebih lanjut, dia menjelaskan, dengan semakin banyak barang atau melimpahnya hasil panen maka harganya akan turun. Selain itu, kondisi tersebut juga sering dimanfaatkan tengkulak atau pasar. Dengan mampu menyimpan tembakau maka bisa mengatur penjualan tembakau. “Seharusnya mampu menjual pada waktu yang tepat,” pungkasnya. USUL PUJIONO