Pakai Pakan Alternatif Tingkatkan Hasil Budidaya Lele

PALANG

seputartuban.com – Membudidaya ikan lele membutuhkan pakan dan media yang tepat, agar mendapatkan hasil lebih. Bahkan untuk mendapatkan hasil lebih, dengan mengurangi biaya operasional, membuat pakan sendiri yang kwalitasnya tidak kalah dengan hasil pabrikan.

MENGUNTUNGKAN : Budidaya lele dengan pakan buatan sendiri dapat menekan biaya operasional
MENGUNTUNGKAN : Budidaya lele dengan pakan buatan sendiri dapat menekan biaya operasional

Mohammad Ikrom (27), warga Dusun Prambata, Desa Tasikmadu, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban, saat ditemui Sabtu (15/3/2014) memiliki pakan alternatif sehingga membuat hasil panen lelenya melimpah. Dengan memakai lahan seluas hampir 50 meter persegi dibuatnya 4 kolam berukuran 20 meter x 8 meter. Setiap kolam berisi sekitar 10 ribu lele berukuran benih 6 cm, setiap 1 benih ikan seharga Rp. 140. Setelah kurang dari 30 hari, ikan lele akan diberi pakan pelet (pakan pabrikan) sebanyak 30 Kg sampai 40 Kg per- hari, dengan pemberian makan 5 kali sehari.

Setelah berumur lebih dari 30 hari, ikan lele akan diberi pakan buatan sendiri, yakni campuran ikan dan dedak. Pakan ikan inilah yang membuat ikan lele akan cepat mudah berkembang. Mulai dari kegemukan, panjang ikan sampai warna kulitnya. Dengan pemberian makan tidak lagi sehari 5 kali, namun porsi ditambah dari sebelumnya. “Memang porsinya kita tambah, untuk mencukupi gizi ikan. Pakan sengaja kita buat sendiri, untuk mengurangi biaya, ” ujar Ikrom.

Pembuatan pakan sendiri dapat ni mengurangi biaya operasional untuk pakan ikan. Apabila pakan dari palet toko setiap harinya membutuhkan 30 Kg dengan biaya sebesar Rp. 310. 000, dengan harga Rp. 11.000 per- Kg nya. Akan lebih murah bila pakan tersebut dibuat sendiri. Setiap 30 kg nya hanya membutuhkan biaya sekitar Rp. 70 ribu saja. “Lebih ringan 4 kali lipat dibanding membeli pakan pelet toko, ” katanya.

Ikrom menegaskan ikan lele akan lebih besar pertumbuhan bila diberi pakan buatannya dibandingkan hanya diberi pakan pabrikan. Media ternak juga lebih bagus apabila langsung menggunakan kolam/ dasar tanah dibandingkan media dasar terpal atau plastik.

Karena ikan akan mudah mengasup gizi yang tersimpan di tanah. Selain itu, oksigen air akan lebih banyak dibandingkan dengan dasar plastik. “Kolam itu kan bisa banyak plangton. Tingga memberikan tambahan air saja, ” lanjutnya.

Ditanya hasil usaha, Ikrom menjelaskan untuk 10 ribu benih yang ditaburnya akan menghasilkan ikan  1 ton. Dengan harga tengkulak setiap 1 Kg nya sekitar Rp. 14 ribu. Sehingga laba kotor yang diterima sebesar Rp. 14 juta. Setelah dikurangi dengan biaya operasional selama 60 hari , maka laba bersih yang diterima sekitar Rp. 8,5 juta. ” Biayanya operasional, mulai pakan, dan pekerja sekitar Rp. 5,5 juta. Laba itu dengan asumsi kematian benih sebanyak 20%. ” pungkasnya. (han)