seputartuban.com, TUBAN – Rante Kerukunan Lintas Tokoh (REKAT) menggiatkan budaya liwetan lintas batas. Sebuah acara sederhana namun penuh makna. Makan bersama dengan lintas masyarakat dan lintas status sosial. Dengan alas makan daun pisang dan tanpa pembatas antara satu dengan lainya.

Kegiatan tersebut sudah dilakukan di Kecamatan Singgahan dan Kecamatan Bangilan, Kecamatan Senori dan lainya secara berkala. Tokoh lintas kecamatan, pemuda dan masyarakat duduk bersama dalam menikmati makanan.
Sudah 2 tahun terakhir upaya menguatkan persatuan dan kesatuan bangsa ditengah masyarakat itu dilakukan. Menurut Ketua Rekat, Mujoko Sahid, liwetan lintas batas bukan sekedar makan bersama atau makan besar. Namun lebih dari itu, banyak filosofi besar dan mendasar didalamnya.
Yakni menguatkan kerukunan, musyawarah mufakat yang mulai tergerus dikuatkan kembali melalui acara itu. Karena dalam acara itu tidak ada pembatas lintas status sosial. “Semuanya duduk dan merasakan makanan bersama. Bisa saling berembuk maupun canda tawa. Seluruhnya mempererat paseduluran lintas tokoh dan masyarakat,” jelasnya, Selasa (23/5/2017).
Kang Sahid, panggilan akrab Mujoko Sahid menambahkan liwetan ini bukan gerakan gemar makan. Namun juga sebagai upaya nyata menjaga budaya luhur. “Kami berharap untuk uri-uri budaya lama leluhur-leluhur kita. Bahwa budaya makan bersama sebagai kearifan lokal yang kaya akan pesan-pesan kerukunan yang sudah semestinya harus kita tradisikan. Juga sebagai wahana menyambung hati dan komunikasikasi yang positif,” imbuhnya.
Diharapkan, liwetan lintas batas akan semakin berkembang dibeberapa wilayah. Agar budaya saling peduli dan menghormati tetap kuat. “Bagaimanapun rasa kebangsaan kita, nasionalisme kita menjadi problem generasi penerus kita. Ini butuh kepedulian bersama,” pungkasnya. Nal