TUBAN
seputartuban.com-Bagi Mawar, perawan beranjak ABG, asal Kecamatan Jatirogo, dunia mendadak lebarnya tak selebih dari daun kelor.
Paska tragedi pemerkosaan bergilir yang dilakukan dua pemuda asal Desa Sidomukti Kecamatan Kenduruan terhadap Mawar, kini meninggalkan trauma mendalam.
Ungkapan suasana batin Mawar dan kelurganya itu terungkap saat aktivis Koalisi Perempuan Ronggolawe (KPR) Tuban menyambangi rumahnya di tepian hutan Kecamatan Jatirogo, Kamis (13/03/2015) pagi.
“Kami mendapati korban dan keluarganya masih mengalami trauma yang sangat mendalam. Maksud kami datang adalah untuk mengetahui kondisi psikis korban serta memberikan bimbingan konseling,” ujar Ketua KPR Tuban, Imanul.
Menurutnya, penanganan lebih lanjut untuk mengembalikan kondisi mental korban paska trauma adalah memberikan proteksi. Karena hingga sekarang salah satu tersangka masih bebas berkeliaran.
Pernyataan tersebut dikuatkan ibu korban Suharti, yang berharap agar tersangka yang saat ini masih buron segera tertangkap.
“Semoga tersangka cepat di ketemukan. Saya minta kepada Pak Polisi agar orang yang sudah merenggut masa depan anak saya dihukum seberat-beratnya,” kata Imanul menirukan ucapan ibu korban.
Imanul menjelaskan, hingga saat ini korban masih tertutup dan sukar diajak berbicara. Bahkan, siswi kelas 9 ini beberapa hari sebelumnya sempat tidak mau masuk sekolah.
“Korban sebelumnya merasa ketakutan hingga tidak berani mengadukan hal yang dialaminya pada keluarga. Korban baru berani melaporkan kejadian itu pada kepala sekolah setelah mendapatkan pemberitahuan persyaratan mengikuti ujian nasional,” papar aktivis yang akrab disapa Inul ini.
Setelah itu, kepala sekolah meneruskan kepada keluarga korban yang kemudian membawa kasus tersebut kepada polisi. ARIF AHMAD AKBAR