TUBAN

Seputartuban.com-Momen kontes ternak sapi yang digelar Pemkab Tuban setahun sekali, diharapkan tak sekedar acara tahunan yang hanya bersifat seremonial. Lebih dari itu, kontes ini diharapkan dapat menyuntikkan semangat terhadap masyarakat untuk mengembangkan budidaya peternakan sebagai usaha agribisnis. Bukan hanya sebagai usaha sampingan semata.
Penegasan itu disampaikan Bupati Fathul Huda di depan acara kontes sapi yang digelar Pemkab Tuban jelang akhir pekan ini.
Menurut Huda, dengan kontes ternak ini juga dapat memberikan informasi dan ajang promosi kepada masyarakat tentang kemajuan usaha peternakan. Seperti keunggulan ternak hasil inseminasi buatan (IB), ternak lokal rumpun sapi asli Indonesia, pelestarian plasma nutfah sapi peranakan ongole (PO) dan lainnya.
“Kita berharap agar kegiatan ini memberikan gairah dan semangat masyarakat untuk terus mengembangkan usaha peternakan baik usaha pembibitan maupun usaha penggemukan,” tandas Huda.
Berkaitan itu, dia berharap agar semua peternak di Kabupaten Tuban gencar mengembangkan usaha peternakan berbasis good farming manajemen, yang nantinya dapat berkembang ke arah usaha agribisnis.
“Hal ini sebagai bentuk implementasi revitalisasi pembangunan peternakan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan peternak. Serta peningkatan kualitas kesehatan hewan dan teknologi budidaya peternakan,” imbuh dia.
Sekedar tahu, tahun 2013 lalu Kabupaten Tuban menempati peringkat kedua di Jawa Timur setelah Kabupaten Bondowoso di sektor peternakan sapi potong, sapi perah dan kerbau. Untuk saat ini populasi ternak sapi potong di Tuban mencapai 311.358 ekor. Selain sapi potong komoditas lainnya juga dikembangkan seperti sapi perah, kerbau, kambing, domba serta jenis unggas yaitu ayam buras, ayam pedaging, ayam petelur dan itik.
Agribisnis adalah bisnis berbasis usaha pertanian atau bidang lain yang mendukungnya, baik di sektor hulu maupun di hilir. Penyebutan hulu dan hilir mengacu pada pandangan pokok bahwa agribisnis bekerja pada rantai sektor pangan (food supply chain).
Agribisnis, dengan perkataan lain, adalah cara pandang ekonomi bagi usaha penyediaan pangan. Sebagai subjek akademik, agribisnis mempelajari strategi memperoleh keuntungan dengan mengelola aspek budidaya, penyediaan bahan baku, pascapanen, proses pengolahan, hingga tahap pemasaran.
Dalam konteks manajemen agribisnis di dalam dunia akademik, setiap elemen dalam produksi dan distribusi pertanian dapat dijelaskan sebagai aktivitas agribisnis. Namun istilah “agribisnis” di masyarakat umum seringkali ditekankan pada ketergantungan berbagai sektor ini di dalam rantai produksi. MUHLISHIN