Penulis : Muhaimin
TUBAN
seputartuban.com – Akibat kekeringan yang berkepanjangan, petani di Kabupaten Tuban mengalami kerugian hingga Rp. 2.500.500.000. Tanaman padi dan palawija disejumlah kecamatan pengalami gagal panen (puso).
Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian dan Kehutanan Pemkab Tuban, Sudarmuji mengatakan bahwa bahwa puso dialami petani padi seluas 122,5 hektar dan 389 hektar tanaman palawija. Jika diasumsikan tiap hektar tanaman padi mengalami kerugian rata-rata Rp. 6 juta, maka kerugian total petani penanam padi se-Kabupaten Tuban Rp. 735.000.000.
Sedangkan kerugian terbanyak dialami petani palawija, dengan luas lahan puso 389 hektar. Jika asumsi kerugian rata-rata Rp. 4,5 juta per-hektar, maka kerugian total petani palawija se-Kabupaten Tuban sebanyak Rp. 1.750.050.000.
Wilayah padi puso tersebar di Kecamatan Jatirogo seluas 2 hektar. Kecamatan Singgahan seluas 28,5 hektar, dan terbanyak di Kecamatan Bancar seluas 92 hektar. Sedangkan tanaman palawija puso tersebar disejumlah kecamatan lainya.
“Upayanya mengaktifkan sumur bor, dan efisiesni air. Selain itu jangan memaksa tanaman tidak pada musimnya,” jelasnya.
Untuk membantu petani yang mengalami puso, Sudarmuji mengaku akan mengusulkan bantuan ke pemerintah Provinsi Jatim. “Untuk padi 25 Kg per-hektar dan palawija jenis kacang 40 Kg per-hektar,” tegasnya.
Foto : Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian dan Kehutanan Pemkab Tuban, Sudarmuj