RENGEL
seputartuban.com –Bupati Tuban, Fathul Huda Sabtu, (22/10/2016) saat upacar memperingati Hari Santri Nasional (HSN) di Lapangan Kecamatan Rengel, mengajak para kiai dan santri turut serta memerangi narkoba secara aktif.

Karena hingga saat ini pengedar dan pengguna Narkoba di Kabupaten Tuban mengalami peningkatan. Meski sebagian besar masyarakatnya beragama Islam, tetapi banyak yang terlibat dalam bisnis haram tersebut.
“Perlu memberikan pemahaman kepada masing-masing pondok pesantren dan lembaga pendidikan formal. Agar mereka dapat mengetahui bahaya penggunaan narkoba serta dampaknya,” terangnya.
Kondisi itu seharusnya menjadi perhatian serius dari kalangan pesantren, kiai dan masayeikh, termasuk jajaran pengurus NU tiap kecamatan. Agar pengedaran Narkoba tidak mudah masuk dikalangan pesantren dan masyarakat.
Hal senada juga dikatakan Kapolres Tuban, AKBP Fadly Samad mengatakan diwilayah kerjanya, peredaran obat-obatan terlarang khususnya obat Daftar-G jenis Karnopen saat ini masih tinggi. Bahkan para penggunanya saat ini sudah merambah anak-anak usia SD.
Upaya yang terpenting adalah mewujudkan masyarakat aktif memerangi narkoba. Jadi tidak hanya melakukan penangkapan kemudian selesai. “Tugas para orangtua dan guru terhadap anak didiknya adalah memantau mereka bergaulnya dengan siapa. Para pengguna obat-obatan itu dapat dikenali dari perilaku dan sikapnya yang berubah,” jelasnya.
Fadly Samad menambahkan, sejak dia menjabat sebagai Kapolres Tuban, sudah mengamankan 68 tersangka pengedar karnopen. Sebagian besar mereka dari kalangan ibu rumah tangga. Mereka menjadi pengedar karnopen karena dijadikan pekerjaan atau sumber kehidupan keluarganya.
Rata-rata mereka bekerja sebagai tukang cuci, penjual nasi, dan ibu rumah tangga biasa. Mereka balasan karena faktor ekonomi yang memaksanya berjualan karnopen. Seluruh tersangka tergiur karena tinggal menjualkan saja. Selain mendapat untung dari laba penjualan mereka masih mendapatkan bonus dari sang bandar.
“Baru-baru ini sasaranya para anak SD /sederajat, mereka dibodohi dengan diiming-iming karnopen sebagai pil pintar yang dapat membuatnya lebih berkonsentrasi saat belajar. Awalnya mereka dikasih 2 sampai 3 secara cuma-cuma hingga terbiasa, karena ketergantungan itu mereka akhirnya menyisihkan uang jajanya untuk membeli,” imbuh Kapolres.
Saat ini narapidana Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Tuban sebagian besar dipenuhi oleh bandar dan kurir Narkoba. Kapolres berharap para santri menjadi promotor dalam pencegahan dan pemberantasan peredaran Narkoba di Kabupaten Tuban. ARIF AHMAD AKBAR