Emosi Warga Sekitar Hutan Gelar Balap Ulat dan Joget Enthung

MONTONG

RAMAI : Peserta saat melombakan ulat jagoanya
RAMAI : Peserta saat melombakan ulat jagoanya

seputartuban.com – Warga Desa Guwoterus dan Desa Nguluhan, Kecamatan Montong, Kabupaten Tuban, Sabtu (2/1/2016) memiliki cara berbeda untuk merayakan tahun baru 2016. Mereka menggelar lomba balap ulat dan joget enthung (kepompong) di hutan petak 17 A, kawasan hutan Perhutani RPH Nguluhan, BKPH Mulyoagung, KPH Parengan, sekitar wisata Goa Putri Asih.

Menurut warga, perlombaan dilaksanakan untuk merayakan tahun baru 2016 dan meningkatkan kerukunan antar masyarakat. Selain itu menyampaikan sejumlah pesan moral kepada masyarakat.

Warga berkumpul di kawasan wisata Goa Putri Asih yang tidak lama lagi akan dibuka tersebut. Mereka masing-masing memiliki menandingkan ulat jagoanya disebuah pelepah pisang yang sudah disiapkan. Yang terlebih dahulu sampai batas akhir dialah sebagai pemenangnya.

BARU : Peserta saat menandingkan enthung jagoanya dengan cara dipegang
BARU : Peserta saat menandingkan enthung jagoanya dengan cara dipegang

Kemudian saat lomba joget enthung, masing-masing peserta memegang enthung yang ditandingkan. Kemudian di nyanyikan khas agar enthung memutarkan bagian runcingnya. Paling banyak yang bergerak layaknya seorang yang berjoget, dialah pemenangnya.

Sorak penontong mengiringi selama pertandingan. Keluar sebagai juara balap ulat adalah Supriyo serta lomba joget enthung adalah Ki Joko Utomo, keduanya warga Desa Guwoterus. Meski dilaksanakan sederhana, tetap terdapat seorang wasit dan 2 orang juri untuk memastikan perlombaan berlangsung dengan adil. “Ini baru pertama kali dan sangat baik agar kita guyup satu sama lainya,” ungkap Joko, salah satu juara.

Dengan lomba itu menandakan masih adanya habitat ulat dan enthung yakni kawasan hutan. Secara tidak langsung menandakan bahwa pentingnya keberadaan hutan bagi ulat jati. Lebih penting lagi bagi kehidupan manusia. Hutan penghasil oksigen serta menjaga ekosistem alam.

“Ini pesan moral untuk semua agar selalu melestarikan hutan dan menjaga keseimbangan alam. Karena kita hidup juga karena alam. Oksigen banyak karena hutan lestari, kalau semua gundul terus gimana kita selanjutnya,” ungkap Rhofik, salah satu warga.

GUYUB : Kerukunan masyarakat dengan bakar ikan dan makan bersama di kawasan Goa Putri Asih usai lomba
GUYUB : Kerukunan masyarakat dengan bakar ikan dan makan bersama di kawasan Goa Putri Asih usai lomba

Kerusakan alam akibat pembalakan liar, penambangan liar akibat ulah keserakahan manusia segera dihentikan. Pemerintah dan masyarakat harus bahu membahu untuk menghentikanya. “Ini tugas kita bersama untuk peduli, karena kelestarian hutan dan keseimbangan alam itu menjadi kebutuhan kita sendiri. Jika alam rusak jelas kita secara langsung merasakanya. Mulai pernafasan sampai berbagai bencana,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Perhutani BKPH Mulyoagung, KPH Parengan, Muhammad Badar menyampaikan kegiatan dilakukan masyarakat sekitar hutan yang tergabung dalam kelompok Wono Asih. Mereka selama ini sudah menjaga Goa Putri Asih selama 7 bulan terakhir.

“Ini untuk menjaga kerukunan dan memberikan pesan moral pentingnya menjaga hutan lestari. Ini murni pesan dari masyarakat sekitar hutan,” jelasnya.

Selain itu, dengan bakar ikan dan makan bersama usai lomba, membuat lintas masyarakat semakin rukun. “Masyarakat juga mendukung para aktivis lingkungan agar terus aktif. Selain itu diharapkan peran serta berbagai pihak termasuk masyarakat untuk mengurangi terjadinya kerusakan alam,” pungkasnya. MUHAIMIN