Dokter Mogok Kerja, Pasien Keluhkan Pelayanan

TUBAN

seputartuban.com – Dokter di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. R. Koesma Tuban, Rabu (27/11/2013) banyak yang absen. Aksi solidaritas ini diwujudkan selain tidak masuk kerja, dokter juga memasang banner bertuliskan dokter tidak melayani pasien. Kecuali yang sedang dalam keadaan gawat darurat.

Protes Kriminalisasi Dokter Tuban
DOKTER AKSI : Banner protes di pintu masuk RSUD dr R Koesma Tuban yang dipasang anggota IDI Tuban

Banner itu dipasang atas nama Ikatan Dokter Indonesia. Sebagai wujud aksi solidaritas tafakur nasional. Karena dianggap sudah ada kriminalisasi seperti yang terjadi di Sulawesi Utara. Para dokter di Tuban tidak masuk kerja untuk melayani pasien (mogok kerja) secara nasional.

Kondisi ini sangat mengganggu merugikan pasien. Seperti yang dialami Sunaryo (36), warga Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban. Dia sudah hampir 5 hari menjaga saudaranya yang sedang sakit pada bagian perutnya.

Rencananya,  Rabu (27/11/2013) saudaranya yang sakit tersebut akan dilakukan tindakan medis operasi. Namun dengan tidak hadirnya dokter, dengan alasan mogok kerja membuat keluarganya resah. Karena harus mengeluarkan biaya tambahan untu rawat inap dan perawatan. “Kan jadi lama rawat inapnya mas. Bagaimana, apa mau mengganti pihak rumah sakit,” katanya.

Ketua IDI Cabang Tuban, dr. Hari Wahyono, SpJP,  saat dikonfirmasi melalui ponselnya membenarkan banner tersebut dipasang oleh salah satu anggotanya. Namun tidak menyebutkan nama dokter yang memasangnya tersebut.

Dokter spesialis jantung ini menjelaskan, tujuang pemasangan banner sebagai tindak lanjut email dari IDI Jatim dan PB IDI pusat mengenai bentuk aksi solidaritas nasional.  Serta menguntruksikan kepada seluruh anggota IDI Tuban melakukan aksi dengan berdiam diri dirumah.

Ditanya akibat aksi ini, membuat pelayanan rumah sakit dikeluhkan, Hari enggang berkomentar banyak. Karena soal sistem manajemen rumah sakit bukan wewenangnya. “Kalau manajemen rumah sakit itu sudah ada manager-nya. Saya bukan kapasitas untuk menjelaskan. Silahkan langsung saja ke Direkturnya. Kami hanya berdiam dirumah, dengan memakai pita hitam dilengan. Saya tidak praktek dan dirumah ini,” ungkapnya.

Terpisah, Dirktur RSUD dr. R. Koesma Tuban, Zainul Arifin saat dikonfirmasi menegaskan pelayanan pasien tetap berjalan normal. Namun dia juga membenarkan bahwa aksi solidaritas ini juga sedang berlangsung dirumah sakit yang dipimpinya. “Dokter spesialis ada yang hadir ada yang tidak bisa hadir, tapi sudah bisa ditangani oleh dokter lainnya, ” jelasnya.

Diketahui aksi ini bermula saat ketiga dokter spesialis kandungan yakni dr Dewa Ayu Sasiary Prawani, dr Hendry Simanjuntak dan dr Hendy Siagian ditahan Kejaksaan Tinggi Sulawesi Utara sejak 8 November 2013. Atas dugaan malpraktek terhadap persalinan pasien Julia Fransiska Makatey (25), pada 2010 silam. Berdasarkan putusan MA no. 365.K/Pid/2012 tertanggal 18 September 2012 memenangkan gugatan korban, hingga membuat terpidana dieksekusi Kejaksaan. (han)

Print Friendly, PDF & Email