Diduga Kena Dampak Debu Kalsium, Warga Terserang Paru-Parunya

JENU

seputartuban.com – Seorang warga Dusun Bogang, Desa Wadung, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban menderita sakit paru-paru. Diduga akibat terlalu banyak mengisap debu kalsium dari pabrik dibelakang rumahnya. Keminah (50), warga setempat, didiagnosa dokter mengidap penyakit paru-paru.

sakit paru-paru
SAKIT : Keminah (50), warga Dusun Bogang, Desa Wadung, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban mengidap sakit paru-paru

Sejak 4 bulan terakhir Keminah menderita sesak nafas. Saat ditemui di rumahnya, Selasa (22/10/2013) terlihat tubuhnya kurus kering. Sesekali batuk dan menghela nafas panjang. Bahkan juga kesulitan untuk berdiri atau duduk terlalu lama.

Sampai saat ini, sudah memeriksakan kondisi kesehatanya sampai 4 kali ke Rumah Sakit Umum daerah (RSUD), Kabupaten Tuban. Hasil dari rontgen dokter bahwa paru-paru sebelah kirinya mengalami kerusakan. Diduga akibat banyaknya jamur bronki,  yang disebabkan adanya kotoran atau debu yang lama dihirup.

Rumahnya Keminah tepat didepan atau di sisi selatan PT. Inti Kalsium. Perusahaan yang bergerak di bidang penggilingan batu kalsium itu sudah hampir sekitar 5 tahun beroperasi.

Terlihat tepat dibelakng dapur rumahnya, bongkahan batu kalsium menggunung. Tumpukan batu karena terhempasan angin yang memawa debu kalsium kemudian menggumpal. Dampak lain, saat dikunjungi rumah pasangan Keminah dan Mustain (42) ini banyak debu.

Dan sudah dilaporkan kondisi ini kepada perusahaan lebih dari 10 kali. Namun tidak ada tanggapan yang jelas, dan bahkan terkesan diabaikan. “Sudah lebih 10 kali saya melapor ke perusahaan. Kemarin berobat habis Rp. 25 juta, suami saya hanya buruh tani, kerja sehari penghasilannya tidak tentu,” ujarnya.

Terpisah, Personalia  PT. Inti Kalsium, Achmad Mufarikhin saat dikonfirmasi menjelaskan bahwa keluhan warga sudah ditampungnya. Ditanya belum adanya realisasi dan tanggapan, dikarenakan pihak manajemen jarang datang ke perusahaan. Untuk keputusan pemberian bantuan atau perhatian warga, dirinya tidak dapat memutuskan.

“2 minggu sekali bosnya baru di pabrik. Kita tidak bisa memutuskan, kendalanya memang manajemen jarang di kantor. Untuk debu kita akan mengecek kembali, ” janjinya. (han)

Print Friendly, PDF & Email