Di Tuban Korban HIV/AIDS Ramai-ramai Minggat

TUBAN

AGUS WASKITO : Diskriminasi dari masyarakat membuat penderita HIV/AIDS banyak yang melarikan diri.
AGUS WASKITO : Diskriminasi dari masyarakat membuat penderita HIV/AIDS banyak yang melarikan diri.

seputartuban.com-Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tuban dibuat kalang kabut karena banyaknya penderita HIV/AIDS yang kabur ke luar daerah.

“Banyak pasien penderita HIV/AIDS yang merasa terkucilkan dan didiskriminasi masyarakat sekitarnya. Hal ini mempengaruhi psikologis mereka. Sehingga setelah mengetahui penyakitnya, para penderita HIV/AIDS melarikan diri dengan berobat ke wilayah lain,” kata Agus Waskhito selaku penganggung jawab dan pengelola program HIV/AIDS di Dinkes Tuban, Rabu (18/03/2015) siang.

Dia berujar, penurunan jumlah penderita mematikan yang drastis di Kabupaten Tuban sendiri didukung beberapa hal. Salah satunya adalah faktor psikologi para penderita dan penyandang penyakit ini.

Agus menjelaskan, korban penderita HIV/AIDS yang pada tahun 2013 berjumlah 103 orang mendadak tahun 2014 tinggal 77 penderita saja. Sementara tahun 2015 awal ini jumlah menciut lagi tinggal 20 orang terdata menjadi penderita HIV/AIDS. Hal ini membuat bingung Dinkes Tuban yang sebelumnya mencatat banyak masyarakat mengalami gejala-gejala HIV/AIDS.

Menurut dia, penurunan ini memang sulit dipercaya. Namun setelah banyaknya laporan yang masuk kami menemukan para pasien yang sudah mengetahui penyakitnya lari menuju ke Bojonegoro, Lamongan dan Gresik.

“Bahkan ke Surabaya. Mereka berlari untuk menyembunyikan penyakitnya dan menghindari diskriminasi masyarakat sekitar,” papar Agus.

Dia menyebutkan, sesuai data komulatif tercatat ada 89 ibu rumah tangga menjadi penderita teringgi di bandingkan pekerja seks komersial (PSK) di Kabupaten Tuban. Kondisi ini dipicu para suami mereka yang suka berganti-ganti pasangan di luar rumah.

Ditanya upaya penanggulangan eksodus korban HIV/AIDS, Agus mengatakan pihaknya akan melatih lima puskesmas yang tersebar di Kecamatan Kerek, Singgahan, Tambakboyo,Jenu dan Kecamatan Jatirogo.

Tugas selanjutnya memberikan penyuluhan dan pendekatan terhadap penderita yang memiliki gejala-gejala HIV/AIDS.

“Kemudian memberikan pengertian terhadap masyarakat agar tidak mendiskriminasi penderita HIV/AIDS hingga menyebabkan mereka kabur,” tutupnya.  WANTI TRI APRILIANA