Penulis : Edy Purnomo
TUBAN
seputartuban.com – Aksi mogok beroperasi yang dilakukan oleh para awak bus jurusan Semarang- Surabaya selama satu minggu ini cukup membuat beberapa mahasiswa luar kota yang menempuh jenjang pendidikanya di KTuban kerepotan dalam mencari transportasi.
Seperti yang diungkapkan Rika (22), mahasiswa asal Desa Labuhan, Kecamatan Sluke, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah kepada seputartuban.com, Selasa (08/05/2012) mengaku bahwa selama aksi mogok ini berlangsung, dirinya harus naik turun angkutan sebanyak 2-3 kali untuk sampai ke Tuban.
Kalau biasanya dengan waktu maksimal 2 jam sudah bisa sampai ke Tuban. Saat ini dia mengaku bisa memakan waktu 3 hingga 4 jam dalam perjalanan.
Rika menambahkan waktu yang ditempuh menjadi sangat lama, karena harus menunggu angkutan yang ada di Kecamatan Sluke (Rembang) untuk mengantarnya ke pertigaan Kecamatan Bulu (Tuban), kemudian dari Bulu baru bisa meluncur ke kampusnya yang ada di Tuban. “naik turun angkotnya yang lama,” ungkap Rika.
Hal yang sama juga dirasakan oleh Qo’im (20), mahasiswa semester IV disalah satu perguruan tinggi di Tuban ini mengaku hari Senin kemarin harus berpindah transportasi hingga 3 kali. Yaitu dari tempatnya yang berada di kecamatan Kragan (Rembang), kemudian harus turun dan mencari transportasi yang ada di Kecamatan Sarang (Rembang), dari Sarang baru ke Bulu, dan berhenti disana untuk mencari transportasi yang bisa mengangkutnya ke Tuban.
“kalau biasanya hanya dengan satu bus langsung bisa sampai” ujar Qoim.
Selain itu beberapa mahasiswa juga dikabarkan lebih memilih untuk menginap di kos teman-temanya selama aksi mogok ini berjalan. Namun banyak juga yang bertahan di rumah dan menunda kuliah hingga bus yang biasa mengangkutnya beroperasi lagi.
Aksi mogok para awak bus ini sudah dilakukan selama 8 hari terhitung hari selasa minggu lalu. Aksi ini dipicu karena adanya rencana dipindahnya jalur Antar Kota Antar Propinsi (AKAP) Surabaya-Semarang dari terminal Bungurasih ke Terminal Tambak Oso Wilangun (TOW).