Jembatan Darurat Merakurak Sengsarakan Warga

MERAKURAK

DIKELUHKAN WARGA: Jembatan di jalan raya Desa Mandirejo, Kecamatan Merakurak, yang dibongkar sejak Senin (14/07/2014) lalu.
DIKELUHKAN WARGA: Jembatan di jalan raya Desa Mandirejo, Kecamatan Merakurak, yang dibongkar sejak Senin (14/07/2014) lalu.

seputartuban.com- Pembongkaran jembatan di jalan raya Desa Mandirejo, Kecamatan Merakurak sejak Senin (14/07/2014) lalu, sebagai tanda dimulainya proses pembangunan yang menyedot APBD sebesar Rp 485 juta ini, seolah mengabaikan kepentingan masyarakat yang setiap hari lalu lalang di atasnya.

Terbukti, pembuatan jembatan darurat sebagai alternatif pemecah arus lalu lintas akibat proses pembangunan tersebut terkesan dikerjakan asal-asalan.

Kini, bisa dipastikan kendaraan berat di atas dua ton akan balik arah jika hendak melintas lokasi tersebut. Jembatan darurat yang disiapkan terlalu kecil dan hanya berkapasitas tekanan tuas roda di bawah dua ton. Banyak kendaraan roda empat dengan muatan penuh harus putar haluan.

Salah satu sopir truk yang muat batu, Hartanto, mengatakan bahwa dirinya tidak mengetahui bahwa jembatan dibongkar. Sebab, saat akan memasuki kawasan Desa Mandirejo tidak tampak papan peringatan adanya adanya pembangunan jembatan dan kapasitas kendaraan yang bisa massuk.

Akibatnya, dia dan sejumlah sopir lainnya harus uring-uringan lantaran sudah terlanjur masuk jalan poros kecamatan itu terpaksa harus balik arah.

”Kalau memang ada bongkaran (pembangunan) harus ada tulisan dan rambu peringatan,” kata lelaki 45 tahun asal Kecamatan Senori disamping rekan sejawat lainnya, Rabu (16/07/2014) siang.

Informasi yang diperoleh seputartuban.co, menyebutkan pembongkaran jembatan disebabkan lebarnya sudah tidak lagi sesuai dengan kapasitas jalan. Aturannya, lebar jembatan poros kecamatan sekitar 9 meter.

Sebelumnya lebar jembatan hanya sekitar 7 meter sehingga mengaharuskan setiap kendaraan besar yang melintas harus bergantian alias buka tutup. Direncanakan, pembangunan akan berjalan selama lima bulan dengan anggaran senilai Rp 485.226.000. Total penggunaan dana akan dipergunakan untuk proses pembongkaran hingga pembangunan. Mulai pembuatan jembatan darurat senilai Rp 10 juta hingga pembongkaran dengan alat berat Rp 150 juta.

Salah satu pengawas kotraktor jembatan, menjelaskan proses pembangunan jembatan akan dipercepat. Ini dikarenakan jalan poros yang melalui jembatan sangat padat. Tenggat waktu pembangunan selama lima bulan diusahakan akan dipercepat. Sehingga pihak kontraktor membuat jembatan bantu agar pengerjaan langsung dua sisi badan jalan bisa berjalan lancar.

”Namanya juga jembatan darurat. Kalau yang kendaraan berat harus putar,” katanya.

Sementara Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pemkab Tuban, Choliq Qunnasih, menerangkan  pembangunan jembatan dilaksanakan oleh CV Sumber Bening sebagai rekanan. Dari jadwal kesepakatan, direncanakan akan selesai dalam lima bulan ke depan. Dia meastikan lebaran Idul Fitri tahun ini akan ada ganggunan jalan.

Namun untuk kendaraan umum dan sepeda motor tetap bisa melaluinya.  Sedangkan untuk kendaraan muat besar bisa melalui sisi jalan yang lain.

“Memang usulan pembangunan jembatan ini sudah dua tahun lalu. Dana yang cukup besar, mengahruskan menunggu alokasi dahulu. KOndisinya memang terlalu sempit,“ ungkap Choliq.  HANAFI