TUBAN
seputartuban.com – Bulan muharram dalam penanggalan jawa disebut Suro. Pada bulan ini banyak masyarakat yang melakukan sejumlah ritual untuk mendapatkan berkah. Salah satu alatnya adalah bunga atau kembang. Hal ini menyebabkan para penjual kembang saat ini sedang kebanjira pembeli.
Seperti diungkapkan Susilowati (63), penjual kembang yang mangkal di kawasan Jalan Pramuka Tuban ini mengaku daganganya laris manis. Karena bulan Suro diangkap sakral bagi sebagian masyarakat jawa sehingga banyak yang melakukan ritual. Mulai untuk mencuci pusaka, maupun ritual untuk mengasah ilmu kanuragan lainya.
Dalam sehari dia mampu memperoleh pendapatan Rp. 400 ribu sampai Rp. 500 ribu. “Kalau bulan-bulan seperti ini pembeli bunga rata rata minta diracikkan bunga setaman, telon, sengkolo, dan kerah macan. Sedangkan pada hari hari biasa rata-rata pembeli hanya meminta diracikkan bunga untuk nyekar saja,” ungkapnya.
Bunga Sengkolo dipakai untuk ritual tolak balak, diantaranya terdiri dari bunga gading dan bunga kenanga yang ditusuk-tusuk. Sedangkan Bunga Macan Kerah biasanya dipakai untuk ritual meredam masalah, terdiri dari bunga bunga macan kerah, bunga bore dan bunga bumbon.
Sementara untuk bunga setaman biasanya dipakai untuk ritual keselamatan dan menyucikan diri. Terdiri dari 7 macam bunga setaman diantaranya bunga melati dan bunga mawar. Racikan bunga telon biasanya dipakai untuk mencuci pusaka terdiri dari bunga gading, bunga kenanga dan bunga mawar.
Banyaknya pembeli, membuat harga bunga naik dari hari biasanya. Yang semula harga tiap racikan bunga Rp. 8 ribu naik menjadi Rp. 10.000. Hanya bunga nyekar saja yang tidak mengalami kenaikan harga. “Ya alhamdulillah banyak pembeli karena bulan Suro. Ini rejekinya penjual bunga,” tuturnya. ARIF AHMAD AKBAR
