SOKO
seputartuban.com – Warga sekitar operasional Joint Operation Body Pertamina Petrochina East Java (JOB PPEJ), Desa Rahayu, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban mulai bergolak. Hal ini disebabkan pemberian dana Corporate Social Responsibility (CSR) tidak sesuai harapan warga.
Melalui surat nomor 970/009/414.207.21/2015 tertanggal 08 Januari 2015 warga melapor kepada Bupati dan Ketua DPRD Tuban atas nasib yang diterimanya sebagai penonton dilumbung migas.
Dalam surat yang ditembuskan kepada beberapa pihak tersebut, masyarakat mengeluh atas kebisingan, suhu sangat panas, polusi udara, pencahayaan yang menyebabkan penurunan hasil pertanian hingga bau busuk sangat meresahkan warga.
“Kami sudah mengadukan keluhan masyarakat kepada Bupati Tuban dan Ketua DPRD Tuban agar segera dilakukan pembahasan,” ungkap Kepala Desa Rahayu, Sukisno, Kamis (15/01/2014).
Dalam surat yang ditanda tangani Kades tersebut menilai kawasan migas yang sudah beroperasi sejak 1998 tersebut masih juah memberikan harapan masyarakat. “Disini masyarakat hanya bisa menjadi penontong saja, sedang peran dan tanggung jawab PPEJ hampir tidak ada,” imbuh Kades.
Untuk itu warga menuntut agar JOB PPEJ mengembalikan lingkungan sehat dengan mematikan Flare yang sudah dijanjikan. Segera menyalurkan dana CSR tahun 2014 yang hingga saat ini belum dicairkan. Serta membayar ganti rugi akibat dampak lingkungan tepat waktu tiap bulan sekali.
Field Admin Superintendent JOB PPEJ, Basith Syarwani saat dihubungi melalui ponselnya berkali-kali tidak dijawab. Namun saat ditanya melalui pesan singkat enggan berkomentar karena dirinya sedang cuti kerja.
“Maaf mas, saya masih ambil cuti ke Jakarta. Jadi saya tidak tahu terkait permasalahan tersebut,” katanya melalui pesan singkat. ARIF AHMAD AKBAR