Warga Ring Satu PT Semen Gresik Bergolak

seputartuban.com, KEREK – Ratusan warga sekitar PT Semen Gresik, Rabu (7/2/2018) melakukan aksi unjuk rasa menuntut sejumlah hal untuk kepentingan masyarakat. Kasus tanah warga Desa Gaji yang sudah bertahun-tahun masih jadi persoalan hingga kasus ketenagakerjaan dan persoalan lainnya juga disampaikan. Dengan menggunakan sound system dan banner mereka melakukan orasi di depan kantor Semen Gresik.

Massa atas nama Jaringan Aspirasi Masyarakat atau Jaring Mas menyampaikan 3 tuntutan utama. Yakni transparansi ketenagakerjaan, Dana Corporate Social Responsibility (CSR) atau dana sosial perusahaan tidak tepat sasaran bagi warga ring 1. Serta kasus sengketa kepemilikan tanah warga Desa Gaji sejak 2003 dengan PT Semen Gresik.

Salah satu orator, Abu Nasir mengatakan banyak hal tidak sesuai harapan warga ring 1. Hal itu berdampak menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat. Serta hak sebagai warga sekitar perusahaan masih diabaikan.

“Bantuan kesehatan ditiadakan, bantuan fakir miskin di tiadakan, bantuan rutin untuk desa tersendat-sendat yang tadinya pertahun 3 kali sekarang menjadi 1kali. Masyarakat minta yang bekerja di pabrik Semen Indonesia sebanyak 70% warga lokal tapi realisasinya cuma 2% sampai 5%,” kata pria yang juga guru ngaji itu.

Massa melakukan unjuk rasa selama kurang lebih sekitar 4 jam. Tidak ditemui perwakilan perusahaan. Mereka berjanji akan melakukan aksi serupa dalam waktu dekat dengan massa lebih besar.
Kabiro Humas dan CSR PTSemen Gresik, Kuswandi mengatakan akan segera menindaklanjuti aspirasi masyarakat. Melalui jalur eksternal yakni Kapolres dan Dandim maupun internal. Saat aksi Direksi tidak ada ditempat sehingga tidak dapat menemui massa.

“Mereka nanti akan dimediasi keamanan untuk bertemu dengan direksi mereka akan menyampaikan surat. Dari dalam akan memfasilitasi mereka untuk bertemu dengan Direksi. Jadi mungkin kalau bertemu dengan direksi dengn cara lebih soft mungkin kita fasilitasi,” katanya.

Dia menegaskan peran perusahaan kepada masyarakat sudah dilaksanakan optimal. Mulai program bedah rumah, dana Rp. 250 juta tiap tahun untuk 26 desa, bantuan mobil siaga, bantuan sumur bor dan lainnya. Sedangkan bidang ketenagakerjaan sudah 90% warga lokal bekerja. Termasuk melalui pekerjaan yang dikerjakan outsorching. RUSWANTO/Nal

Print Friendly, PDF & Email