Warga Hentikan Paksa Proyek Pipanisasi MCL

PALANG

seputartuban.com – Dua puluh warga Desa Leran Kulon, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban menghentikan paksa proyek pemasangan pipa minyak Mobile Cepu Limited (MCL), di areal persawahan desa setempat, Selasa (08/10/2013).

Demo MCL Palang
PROTES : Warga saat menghentikan proyek pipanisasi MCL

Hal ini dilakukan karena masih terdapat sengketa lahan pipanisasi itu. Tanah seluas 8.040 meter persegi ini masih menjadi sengketa keluarga. Sehingga dianggap masih terdapat tanah yang belum dibayarkan kepada keluarga lainya.

Warga menghadang alat berat yang akan memasang pipa. Bahkan warga sempat bersitegang dengan petugas pengaman obyek vital (Obvit). Keteganga dikarenakan petugas keamanan menghadag warga yang hendak mengehentikan alat berat. Mendapat penghalangan, warga mengancam akan menyerang pekerja apabila tetap memasang pipa di lahan rawa itu.

Salah satu warga yang mengaku memiliki lahan, Imam Khafas (53), saat dikonfirmasi di Kantor Kecamatan Palang mengatakan bahwa pihaknya masih memiliki hak atas tanah tersebut. Sehingga dia meminta agar alat berat yang sedang memasang pipa dihentikan. Serta pihak perusahaan segera menyelesaikan pembelian tanah.

“Setahu kami, MCL akan kembali meneruskan pipanisasi. Kita punya hak dan surat resmi kepemilikan. Kalau belum selesai, diselesaikan dulu. MCL membeli kepada siapa, dan yang belum dibeli yang mana, harus jelas, ” ujarnya.

Saat seputartuban.com mendatangi lahan sengketa, terlihat petugas kepolisian dan Polsek Palang dan Obvit masih berjaga-jaga. Disisi selatan lahan sengketa, pengerjaan alat berat masih berlangsung. Namun untuk pemasangan pipanisasi dilahan sengketa dihentikan.

Kapolsek Palang, AKP Harungguan Lumban T saat dikonfirmasi dilokasi kejadian mengatakan bahwa warga yang unjuk rasa dari keluarga pemilik lahan. Menuntut agar pihak perusahaan tidak memasang pipa dilokasi lahan sengketa.

“Saya hanya membantu dari Obvit saja. Biar warga dan perusahaan yang menyelesaikan. Karena ini wilayah saya jadi harus aman. Tuntutannya itu menyelesaikan pembelian dan status tanah,” ungkapnya.

Terpisah, Field Public An Govermen Affair Managemen, MCL, Rexy Mawardijaya, saat dikonfirmasi melalui ponselnya, pihaknya tidak mau berkomentar. Dengan menyerahkan konfirmasi kepada salah satu pegawai MCL bernama Jeffrey. “Langsung ke pak Jeffrey saja ya saya sedang sibuk,” jawabnya.

Namun saat salah satu pegawai yang ditunjuk dihubungi melalui ponselnya, tidak mendapat jawaban. Bahkan saat dikirim pesan singkat, tidak mendapat balasan. (han)