Tunggu Waktu Berbuka, Anak-anak Pendekar Bermusik Dangdut Islami

seputartuban.com, MONTONG – Yang dilakukan anak-anak tokoh lintas organisasi silat di Desa Guwoterus, Kecamatan Montong, Kabupaten Tuban ini berbeda. Jika pada umumnya, anak seusia sebayanya menghabiskan waktu menunggu berbuka puasa dengan bermain, mereka berbeda. Yakni  bermusik dangdut islami hingga waktu beduk maghrib tiba.

Anak-anak usia 6 tahun sampai 10 tahun itu nampak telaten memainkan alat musiknya masing-masing. Mulai keyboard, gitar, hingga ketipung dimainkan. Beberapa lagu dangdut dimainkan sepanjang sore.

Semua lagu yang dimainkan ber genre dangdut. Namun judul lagu dipilih para pendampingnya yang sesuai dengan usia dan misi group musik yang bernama Siaga Kids tersebut. Lagu anak-anak, lagu islami, sholawat dan lagu nasionalisme dimainkan dengan nada dangdut.

Manager Siaga Kids, Yulainto Prasetyo, Jumat (8/6/2018) mengatakan kegiatan bermusik itu bagian dari mendidik toleransi anak dan misi dakwah. Yakni mereka adalah anak dari tokoh lintas organisasi silat. Kedua lagu yang dimainkan adalah lagu pilihan yang liriknya cocok untuk seusianya. Selain itu juga memainkan lagu yang liriknya memiliki pesan moral, islami maupun nilai-nilai nasionalisme.

“Kita punya konsepnya semua, bukan asal mainkan lagu. Ini adalah generasi penerus kita. Jangan rampas karakternya karena lagu tidak untuk usianya didengarkan dan dimainkan. Misi dakwah kita juga kita jalankan sebisanya,” ungkap pemuda yang juga pencipta lagu tersebut.

Hingga saat ini Siaga Kids sudah tampil di beberapa kesempatan. Mulai acara hajatan warga hingga acara peresmian Desa Wisata Guwoterus berbasis sedekah yang dihadiri hampir seluruh petinggi di Kabupaten Tuban. “Kita tidak memasang tarif, namun hanya swadaya untuk membantu pengembangan dan perjuangan yang kita lakukan agar lebih maksimal,” imbuhnya.

Dalam jangka pendek, direncanakan Siaga Kids juga akan dibuatkan video clip dengan latar video keindahan alam desa. “Semoga sehabis acara dengan mas Ken Ken Wiro Sableng Peduli Lingkungan, kita bisa fokus mulai garap videonya,” harapnya.

Musik dangdut anak masih tergolong jarang. Apalagi seluruh personilnya adalah anak laki-laki maupun perempuan. Siaga Kids diharapkan menjadi sarana alternatif penikmat musik bukan sekedar menikmati tanpa ada nilai menjaga moralitas. NAL

Print Friendly, PDF & Email