Tradisi Tumpengan Tolak Balak, Bentuk Syukur Dan Do’a

JENU

seputartuban.com – Ratusan warga Desa Jenggolo, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban menggelar tradisi tumpengan tolak balak. Dengan membuat tumpeng berisi nasi yang di tengahnya berisi telur matang dan sayuran. Warga berharap dengan membawa tumpeng, akan jauh dari balak yang menimpa desanya.

Tradisi Tumpeng Balak
DIJAGA : Budaya Tumpengan Tolak Balak masih dijaga warga Desa Jenggolo, Kec. Jenu, Kab. Tuban untuk menjaga silaturrahmi sesama warga

Kegiatan seperti ini rutin dilakukan setiap tahunnya. Selain untuk menolak balak juga sebagai bentuk rasa syukur atas panen dan keselamatan yang telah diberikan Allah SWT. Prosesi dilakukan dengan menata tumpeng warga berjejer memenuhi perempatan jalan desa.

Selanjutnya, tokoh agama setempat melakukan memegang tumpeng, sebagai tanda telah diterimanya. Selanjutnya, warga duduk di sekeliling tumpeng sambil menunggu doa. Setelah ratusan warga berkumpul memenuhi, tokoh agam mulai membacakan doa keselamatan dan meminta berkah.

Seluruh warga tumpah ruah ikut memanjatkan doa. Dan seluruh tumpeng yang dibuat warga, semuanya berukuran sama. Dengan komposisi nasi tumpeng 1 Kg, telur sebanyak 5, ayam utuh yang telah masak. Serta beberapa bumbu sayuran.

Seluruh komposisi tumpeng memiliki arti yang berbeda-beda. Tumpeng yang berbentuk lancip pada ujungnya menandakan bahwa, warga berdoa kepada Allah SWT. Adapun 5 telur yang disajikan menandakan harus selalu menunaikan sholat 5 waktu. Serta sayur disekelilingnya menandakan permohonan do’a untuk keselamatan dan rizki.

Sholihah Suendahyani (36), warga setempat saat dikonfirmasi mengatakan, dirinya tidak kebagian dalam mendapatkan telur yang dianggap membawa berkah. Namun dirinya tidak kecewa karena masih mendapatkan ujung tumpeng.

Dirinya berharap, dengan membawa tumpeng itu, akan ditambah rizki dan diberi keselamatan. Dirinya juga menceritakan, bahwa tradisi ini merupakan warisan budaya sejak awal desa ini dibantuk. Namun dirinya tidak tahu persisi kapan desanya itu berdiri. “Kita berniat untuk bersedekah. Jangan dilihat syiriknya, karena dengan bersedekah akan banyak limpahan rizki. Tahun ini lebih banyak yang membawa tumpeng,” ujarnya.

Tokoh Desa yang juga sebagai Plt kades setempat, Mustain (43), saat dikonfirmasi, Jum’at (19/07/2013) mengatakan dirinya sangat menghargai tradisi ini. Sehingga tradisi harus dilestarikan. “Kalau bukan kita siapa lagi yang akan melestarikan. Memang bertepatan dengan bulan puasa tradisi saat ini,” ungkapnya. (han)