Tradisi Lebaran Ketupat Sapi

Penulis : Pito Suwarsono

PALANG

seputartuban.com – Tradisi lebaran ketupat tidak hanya dilakukan oleh manusia saja, di Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban, hewan sapi juga ikut merayakan lebaran ketupat, yang di rayakan tepat sepekan setelah Hari Raya Idul Fitri. Warga yang memiliki hewan ternak sapi, hingga saat ini masih melestarikan budaya lebaran Ketupat Sapi. Dengan cara berdoa dan mengalungkan ketupat di leher sapi, hingga memberi makan sapi dengan menu ketupat, agar hewan ternaknya tersebut sehat dan beranak banyak.

Warga Dusun Caper, Desa Cepokorejo, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban ini, hingga saat ini masih memegang teguh budaya atau tradisi Lebaran Ketupat. Di desa ini, minggu (26/08/2012) lebaran ketupat yang dirayakan tepat sepekan setelah Hari Raya Idul Fitri ini, tidak hanya dilakukan oleh manusia saja, namun lebaran ketupat juga ikut dirasakan oleh sapi, hewan ternak milik warga.

Seperti halnya manusia, sapi-sapi ternak warga ini juga makan ketupat. Bahkan dengan lahapnya sapi ini memakan habis ketupat yang diberikan sang pemilik sapi. Namun bentuk Ketupat Sapi ini tidak sama seperti ketupat untuk warga.

Ketupat yang dimakan sapi ini, bentuknya segitiga untuk sapi jantan dan ketupat berbentuk kotak untuk sapi betina. Setelah diberi doa baik secara massal di masjid desa setempat, maupun doa khusus sang pemilik sapi, ketupat-ketupat ini pun dikalungkan di leher sapi.

Tak lama kemudian sapi-sapi inipun langsung memakan ketupat yang dikalungkan di lehernya tersebut dengan lahapnya. Tradisi lebaran ketupat sapi di Desa Cepokorejo ini, sudah ada sejak ratusan tahun silam. Suntoro (40) salah satu warga desa setempat mengatakan, tujuan dari tradisi Lebaran Ketupat Sapi ini adalah untuk memberi doa agar ternak sapi milik warga sehat. Dan bisa beranak banyak, sehingga mendatangkan rejeki yang berlimpah bagi pemilik sapi. “ketupat ini dikalungkan di leher sapi, agar sapi kami sehat dan bias beranak banyak mas,” ujarnya.

Selain itu, Atok yang juga warga Desa Cepokorejo menambahkan, bahwa tujuan dari tradisi Ketupat Sapi adalah agar ternak sapi milik warga ini juga turut merayakan Lebaran Ketupat, yang biasa dirayakan sepekan setelah Lebaran Idul Fitri. “lebaran ketupat dirayakan sepekan setelah lebaran, agar hewan yang dirawat masyarakat ini juga ikut merayakan lebaran ketupat mas,” ujar Atok.

Sebelumnya, tepat setelah Sholat Shubuh, ratusan warga mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, berkumpul di Masjid Baiturrahman desa setempat. Untuk berdoa bersama-sama, agar senantiasa diberi kesehatan dan keselamatan serta rejeki yang berlimpah. Termasuk berdoa untuk kesehatan sapi-sapi milik warga.

Selain ketupat lengkap dengan sayur lodehnya, menu yang disajikan dalam lebaran ketupat ini adalah lepet, sebuah jajanan khas bulan Syawal yang terbuat dari ketan. Ketupat dan lepet yang telah diberi doa tersebut sebagian disisihkan untuk anak yatim piatu, dan sebagian lagi untuk dimakan baik disantap di masjid maupun untuk di santap di rumah masing-masing.

Foto : Salah satu warga memberikan ketupat kepada sapinya