Penulis : Pito Suwarsono
TUBAN
seputartuban.com – Setiap bulan Ramadhan, warga masyarakat Kabupaten Tuban, bisa menikmati kelezatan Bubur Masjid Muhdhor, yang dibagikan secara gratis sebagai takjil untuk berbuka puasa. Bubur tersebut dibuat oleh warga keturunan Arab, yang memiliki cita rasa khas.
Uniknya yang memasak bubur tersebut adalah semuanya kaum laki-laki. Bubur Muhdhor terrsebut merupakan tradisi turun temurun sejak tahun 1930-an. Puluhan warga mulai anak-anak hingga orang dewasa, langsung berebut Bubur Muhdhor tersebut, setelah matang.
Sepanjang bulan Puasa Ramadhan, sesaat sebelum kumandang Adzan Magrib, atau sebelum waktu buka puasa, di ruas Jalan Pemuda, Kelurahan Kutorejo, Kecamatan Kota, Kabupaten Tuban, atau tepatnya di Masjid Al Muhdhor, pria, wanita, anak anak bahkan orang tua berdesak-desakan, sambil menenteng piring ataupun mangkuk, untuk antri menunggu pembagian Bubur Muhdhor.
Puluhan bahkan ratusan warga ini rela antri sejak siang hari, sewaktu Bubur Muhdhor ini masih dimasak. Pembuatan bubur yang terkenal dengan sebutan Bubur Muhdhor ini tidak ada bedanya dengan membuat bubur yang lain. Hanya saja bubur ini dibuat oleh warga keturunan arab yang semuanya laki-laki, dan bubur ini memiliki cita rasa bumbu khas Timur Tengah.
Seperti yang diungkapkan Muhammad Alwi (8), dirinya selalu antri di Masjid Muhdhor setiap Ramadhan tiba, sekedar untuk ikut berebut nikmatnya sensasi Bubur Muhdhor. “setiap hari antri disini mas, ini berebut Bubur Muhdhor, rasanya enak sekali,” ujarnya.
Bubur ini dibuat dari beras biasa, dengan dicampur bumbu gulai, santan, garam, dan rempah-rempah yang didatangkan langsung dari Timur Tengah. Untuk membuat bubur ini, setiap harinya menghabiskan beras sampai 30 kilogram beras.
Bubur yang dibagikan secara gratis ini, dibuat langsung di halaman Masjid Al Muhdhor, oleh 6 hingga 10 warga keturunan Arab. Bubur Muhdhor dimasak selama dua jam sejak pukul satu siang, dan dimasak disebuah tungku besar setinggi 1 meter. Sedang pembagiannya dilakukan pukul lima sore menjelang berbuka puasa.
Menurut takmir Masjid Al Muhdhor, Agil Al Bunumay, pembuatan bubur ini merupakan tradisi turun temurun setiap Bulan Ramadhan tiba, yang sudah dilakukan sejak tahun 1937 lalu.
Pembuatan Bubur Muhdhor pada saat itu, dimaksudkan untuk takjil buka puasa, bagi seluruh umat Islam yang sedang menjalankan ibadah puasa Ramadhan, terutama bagi warga miskin dan serba kekurangan.
Namun pada akhirnya semua orang sangat menyukai Bubur Muhdhor ini, sehingga lama kelamaan semua orang baik warga tidak mampu maupun warga yang mampu, diperbolehkan antri untuk mendapatkan jatah Bubur Muhdhor, yang dibagikan secara gratis ini.
“Dulu awalnya untuk takjil buka puasa bagi warga yang tidak mampu, tapi karena sekarang banyak orang yang suka, ya semua orang kami perbolehkan untuk mendapatkanya,” ujarnya.
Setiap sore sepanjang bulan Suci Ramadhan, ratusan warga sekitar Masjid Al Muhdhor, rela antri menunggu hingga berjam-jam lamanya. Saking banyaknya warga yang antri, hingga berdesak-desakan. Karena berdesak desakan, suasana pun sempat gaduh pada saat pembagian bubur. Bahkan karena tidak kebagian bubur, sejumlah warga pun harus rela mengais-ngais sisa bubur yang masih menempel di dinding panci.
Foto : Suasana ramai warga antre mendapatkan bubur dan saat pembuatan bubur Muhdor