seputartuban.com, PARENGAN – Semangat menuntut ilmu juga tersirat seluruh siswa Kejar Paket di PKBM Adhyaksa Tuban. Tak hanya defabel Ahmad Solikin, dengan kedua kakinya yang cacat seumur hidup tetap memiliki ghirroh (semangat) tinggi dalam mencari ilmu. Namun siswa lain pun demikian.
Salah satunya Rasmiati (31), warga Dusun Sambungrejo, Desa Wukirharjo, Kecamatan Parengan. Dengan momong anaknya Shanum Diya Sakitar, 17 bulan, semangat mengikuti ujian Kejar Paket C kelas X di Kelompok Belajar PKBM Adhyaksa Tuban di Kecamatan Parengan, Minggu (15/1/2023). Balita perempuan itu ditidurkan di meja tempat Rasmiati mengerjakan ujian di SDN Kumpulrejo Parengan.
Saat fokus mengisi materi pelajaran, sesekali Rasmiati memegang anaknya agar tidak nangis maupun rewel. Beruntungnya pihak PKBM Adhyaksa Tuban sangat memberikan keleluasan aturan, serta menjunjung tinggi norma dan hak asasi manusia bagi para siswa. Yang terpenting tugas dan tanggung jawab siswa Kejar Paket tuntas.
“Saya ingin tetap mengikuti pelaksanaan ujian ini meskipun sambil momong. Saya ingin lulus agar dapat mendidik dan membanggakan anak saya kelak. Dia saya ajak karena di rumah tidak ada yang menjaga, daripada saya kepikiran anak saat ujian, mending saya bawa ke sini,” ujarnya disela-sela jam istirahat. Minggu, (15/01/2023) siang.
Menurut dia, anaknya terpaksa diajak karena sang suami, Samsul hadi (38), sedang menjaga warung dan toko kecil-kecilan yang baru saja dirintis selama dua tahun terakhir. Sedangkan kedua orang tuanya sibuk beraktifitas sebagai buruh tani.
Ibu rumah tangga ini menuturkan, niatan mengikuti Sekolah Kejar Paket C (setara SMA sederajat) tersebut muncul karena pihak orang tua tidak memiliki biaya untuk mengenyam pendidikan SMA pada umumnya. Sehingga mengikuti sekolah kejar paket yang dilaksanakan oleh PKBM Adhyaksa Tuban adalah jawaban. Terlebih tidak ada biaya apapun yang dibebankan kepada para peserta didik hingga lulus, diwisuda, dan menerima ijazah.
“Program ini sangat baik sekali karena bertujuan memberikan kesetaraan jenjang pendidikan yang merata bagi warga Tuban, terutama bagi mereka yang belum berkesempatan mengikuti jenjang pendidikan, “imbuhnya.
Terselenggaranya program pendidikan kesetaraan ditujukan untuk mendorong masyarakat yang belum menyelesaikan pendidikan sekolah setara SD, SMP, dan SMA sederajat, demi meningkatkanya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), serta upaya dalam membebaskan masyarakat dari buta aksara, buta bahasa, dan buta pengetahuan di wilayah Kabupaten Tuban.
Koordinator Kelas Parengan, PKBM Adhyaksa Tuban, Abu Syaifudin menambahkan PKBM Adhyaksa Tuban resmi terdaftar di Dinas Pendidikan Kabupaten Tuban, dan Departemen Pendidikan Nasional. Sehingga ijazah yang akan diperoleh para peserta didik setelah mengikuti uian kejar paket benar-benar diakui oleh Negara.
“Mereka, baik yang putus sekolah maupun yang belum berkesempatan melanjutkan ke jenjang pendidikan kami dorong untuk mengambil program keseteraan ini sepanjang usianya masih memenuhi. Tujuanya ya meningkatkan tingkat tamatan sekolah, outputnya indeks pembangunan manusia di Kabupaten Tuban menjadi meningkat karena indikatornya adalah strata pendidikan,” bebernya.
PKBM Adhyaksa Tuban menyelenggarakan pendidikan kesetaraan paket A sampai C seluruhnya secara gratis. Dengan tutor lulusan S1 sampai S3 secara swadaya. Sedangkan faktor yang menyebabkan masyarakat di wilayah setempat mengikuti sekolah kejar paket tersebut diantaranya, faktor ekonomi, masih tingginya angka putus sekolah. ARIF AHMAD AKBAR/ami