Reses Mas Aris Tampung “Segudang” Keluhan Masyarakat

seputartuban.com, TUBAN – Reses anggota DPRD Tuban, Ir. Aris Dwi Setiawan, di Dapil V menerima segudang keluhan masyarakat. Karena kedekatan yang telah terbangun, membuat mereka mengungkapkan apa yang mereka alami. Keterbukaan itu sangat baik agar masukan yang diberikan kepada pemerintah semakin banyak dan berkualitas.

BERSAMA RAKYAT : Ir. Aris Dwi Setiawan saat memberikan penjelasan dalam acara reses yang dilakukan

Menurut politisi yang menjadi sekretaris DPC Demokrat Tuban itu sejumlah aspirasi bidang pelayanan, perizinan hingga ekonomi diterimanya. Dari Kecamatan Bancar, warga mengadu adanya praktek tambang yang beroperasi tidak sesuai perizinannya. “Izinya dilokasi A tapi praktek tambangnya di lokasi B, beda dengan izin yang dimilikinya,” ungkapnya.
Kemudian bidang pelayanan yang dikeluhkan adalah pelayanan administrasi kependudukan yang dianggap masih berbelit. Serta pelayanan pasien BPJS di RSUD Jatirogo masih dirasakan belum maksimal atau terkesan masih diabaikan.

Sementara bidan perekonomian masyarakat, mantan Pimpinan DPRD itu juga menerima keluhan. Diantaranya pengelolaan kios pasar Jatirogo. “Jumlah kios baru ditutup-tutupi, seakan sudah habis. Diduga juga ada pedagang baru dari luar. Ini juga harus diperjelas. Masyarakat jangan dikorbankan,” tegasnya.

KOMPAK : Suasana reses yang sangat hangat antara wakil rakyat dengan yang diwakilinya

Terkait kebencanaan, yang sangat dibutuhkan adalah kesiapsiagaan mobil pemadam kebakaran. Jika selama ini menunggu dari kawasan Tuban Kota sangat tidak efektif juga dibutuhkan segera. Karena jaraknya jauh, dengan kawasan Tuban barat. Seharusnya disiapkan pos siaga Damkar di wilayah Kecamatan Jatirogo.
Sedangkan persoalan desa juga masih menjadi pembicaraan hangat dalam sejumlah lokasi reses. Diantaranya pendamping desa tidak paham tugasnya dan jauh dari desa yang didampingi. Sehingga selain tidak memahami pendampingan operasional dana desa juga tidak memahami desa yang didampinginya. “Terkesan hanya kelompok tertentu dan politis. Karena mereka (pendamping) tidak memahami tugasnya. Hanya sekedar ada saja dan menerima gaji,” jelasnya.

Persoalan lainya adalah masih alergi keterbukaan informasi dana desa dari pemerintah desa kepada masyarakatnya. Serta pemahaman masyarakat yang masih terbatas atas penggunaan dana desa. “Partisipasi masyarakat rendah karena mereka tidak faham. Infrastruktur yang jadi tanggungjawab desa dan kabupaten masih belum paham. Diperlukan sosialisasi kepada masyarakat agar mereka paham dan partisipasi di desa semakin kuat dari masyarakat,” tuturnya.

Diketahui, Ir Aris Dwi Setiawan melakukan reses pada Sabtu (25/3/2017) di Desa Demit, Kec. Jatirogo. Minggu (26/3/2017) di Desa Ngujuran, Kec. Bancar. Senin (27/3/2017) di Desa Wotsogo, Kec. Jatirogo. Selasa (28/3/2017) di Desa Sugihan, Kec. Jatirogo. Nal

Print Friendly, PDF & Email