seputartuban.com, MONTONG – Peristiwa tenggelamnya Ananda Fatur Rohman (15), remaja asal Desa Mojodeso, Kecamatan Kapas, Kabupaten Tuban, di kawasan hutan lindung Kerawak, Desa Guwoterus, Kecamatan Montong, Jumat (30/3/2018) sekitar pukul 10.00 WIB menyebabkan sejumlah pertanyaan masyarakat muncul. Yakni bagaimana status kerawak dan ruang lingkupnya
Asper Perhutani BKPH Mulyoagung, Mohammad Badar menegaskan bahwa Kerawak sampai saat ini belum pernah dikelola secara resmi menjadi tempat wisata. Namun karena lokasi yang sejuk menyebabkan masyarakat datang ke lokasi tersebut. Sehingga belum ada tarikan atau tarif apapun untuk pengelolaan kerawak termasuk parkir.
“Untuk kawasan Kerawak bukan tempat wisata. Itu kelas hutan lindung, sehingga orang yang berkunjung itu bukan wisatawan, itu kawasan hutan lindung,” tegasnya.
Sementara itu, Humas Pokdarwis Siaga, Sunari menjelaskan selama ini River Tubing salah satu unit wisata di Desa Wisata Guwoterus Berbasis Sedekah melintasi jalur tersebut, bukan mengelola kawasan. Itupun sudah diperhitungkan segala resikonya dan sudah memiliki standar operasional prosedur.
“Sehingga kami full savety mulai dari petugas dan wisatawannya diantaranya pelampung, pengaman siku dan lutut serta pengamanan jalur. Wisatawan yang melalui kami sudah kita arahkan dan dalam pengamanan maksimum. Alhamdulillah sudah banyak wisatawan berbagai usai selama ini ya aman saja,” jelasnya.
River Tubing memiliki 2 jalur dan Kerawak menjadi jalur 2. “Intinya korban bukan wisatawan, dia datang ke hutan lindung secara mandiri. Sungai pas lokasi dalam dan dia tidak pakai pelampung. Kalaupun ada pungutan parkir juga liar, karena tidak ada kerjasama dengan pihak manapun,” tegasnya.
Sebenarnya saat ini sudah ada komunikasi antara Pokdarwis Siaga dengan Perhutani untuk mengelola kerawak menjadi tempat wisata. Tujuannya menjaga hutan lindung, membangkitkan perekonomian masyarakat dan menjaga lokasi agar aman.
“Masih kita selesaikan Master Plan-nya bersama unit wisata yang lain diantaranya Bumi Perkemahan, pasar wisata maupun goa dares. Harapannya jika dikelola secara resmi akan membawa manfaat luas kepada masyarakat dan manfaat bersama. Termasuk keamanan wisatawan dapat dilakukan secara sistematis. Kalau dibiarkan terus semakin buruk dampaknya,” ungkapnya. RHOFIK SUSYANTO