Rais Am PBNU, “Penumpang Gelap” Gagal Bikin Arap Spring di Indonesia

seputartuban.com, TUBAN – Rais Am Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), K.H. Miftachul Akhyar, di Ponpes Langitan, Widang Tuban, Minggu (26/05/2019) mengatakan “penumpang gelap” yang bermain dalam kerusuhan aksi 22 mei di Jakarta telah gagal membuat Arab Spring di Indonesia. Menurutnya kegagalan itu tidak kali ini saja namun sudah beberapa kali. Sehingga dia menghimbau kepada seluruh masyarakat agar persatuan Indonesia harus diutamakan. Hal itu disampaikan usai acara Doa Untuk Bangsa Bersama Gawagis Nusantara dan Kiai di Langitan.

DEMI INDONESIA : K.H. Miftachul Akhyar, di Ponpes Langitan, Widang Tuban

Pengasuh Pondok Pesantren Miftachus Sunnah Surabaya itu menghimbau agar masyarakat selalu mengedepankan kewaspadaan pribadi atas segala kondisi dan informasi. “Kami himbau kepada masyarakat agar selalu takarrub kepada Allah. Yang didengar selalu klarifikasi, tabayyun dan masyeikh atau pimpinan pesantren insyaallah banyak jalan keluar,” umgkapnya didampingi K.H. Maksum Faqih, putra bungsu Alm. KH Abdullah Faqih.

Lebih lanjut Rais AM PBNU hingga 2020 itu menambahkan ajaran Islam yang memberikan rahmat. Memunculkan kedamaian bukan keributan seharusnya dijalankan oleh seluruh umat islam. “Islam selalu mengajarkan mengajak bukan mengejek, merangkul bukan memukul,” ungkapnya.

Kelompok tertentu ditengarai sedang membuat skenario agar Indonesia selalu gaduh. Tujuannya bukan kepentingan Islam namun untuk menguasai kekayan alam. Melalui beberapa cara diantaranya Budaya. Indonesia memiliki budaya santun dirubah secara perlahan dan kini mulai nampak. Kemudian menggunakan keagamaan, yakni bukan menjalankan politik Islam tapi Islam politik.

Kondisi kerawanan saat ini masyarakat masih perlu diberikan dakwah sehingga masih rentan terhasut. Sehingga masyarakat diharapkan agar selalu berpegang teguh kepada Kiai. “Tinggal satu-satunya Indonesia yang menjadi incaran mereka, sikapi dengan simpatik. Arab Spring mau diterapkan di Indonesia. Sudah berapa kali gagal. Karena mayoritas masyarakat kita pegang teguh para Kiai-nya. Tujuan penunggang bukan untuk kepentingan Islam, sejak dijajah punya kekayaan alam,” tegasnya.

Khusus untuk Nahdliyin dihimbau agar selalu sejalan dengan pimpinan NU. “Ikutlah pada pemimpin dan NU, jangan gerak sendiri , pegang teguh sebagai ajaran. Indonesia sudah berkali kali mengalami upaya (Arab Spring), tapi tidak berhasil. Semua warga waspada,” harapnya.

Disoal santernya pemberitaan adanya dugaan makar, Kiai Miftah menegaskan hal itu bukan cara Islam. “Sikap kemarin karena tidak ada Tabayyun. Islam tidak pernah menghentikan kekuasaan ditengah jalan. Kalau ada kelompok yang mengatasnamakan Islam tapi mau menghentikan ditengah jalan, itu bukan cara Islam,” tutupnya. NAL

Print Friendly, PDF & Email