Pria Misterius Penakluk 140 Pulau Sambangi Semen Indonesia

KEREK

seputartuban.com – Sularto, seorang pria paruh baya mampu mengelilingi Nusantara dengan berjalan kaki. Selasa (21/6/2016) pria misterius tersebut juga singgah di kantor PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban.

MISTERIUS : Sularto membawa piagam nol kilometer bersama sejumlah pegawai PT Semen Gresik, group PT Semen Indonesia (persero) Tbk
MISTERIUS : Sularto membawa piagam nol kilometer bersama sejumlah pegawai PT Semen Gresik, group PT Semen Indonesia (persero) Tbk

Pria yang tidak mau menyampaikan asal muasalnya tersebut mengatakan, singgahnya ke kantor Semen Indonesia tersebut merupakan kewajibannya selama ada di kabupaten Tuban. “Kantor Semen Gresik ini tempat suci yang wajib saya datangi,” katanya.

Dalam kehadirannya di kantor Semen Indonesia, pria itu menitipkan ikan kecil yang masih hidup dalam botol berisikan air. Dia mengatakan, setiap singgahnya ke suatu tempat dia selalu memberi ikan hidup kepada yang punya tempat untuk dirawat.

“Kita yang hidup juga harus memberi penghidupan dan kehidupan untuk semua mahluk yang hidup, sesama dan alam semesta,” ungkapnya penuh filosofi.

Pria yang mengaku mampu menguasai 746 macam bahasa itu sudah mampu menaklukkan sekitar 140 pulau se Indonesia dan telah singgah di 15 negara. 10 negara diantaranya ada di Asia tenggara, serta Arab Saudi, India, China, Sri Lanka dan Papua New Guinea.

Terbukti dengan beberapa tanda bukti baik dalam bentuk sertifikat maupun stemple dan tanda tangan pemilik instansi, pulau maupun suatu tempat yang telah dia datangi. Diantaranya, sertifikat Nol Kilometer, dia memiliki tanda bukti sebagai pengunjung di tugu nol kilometer pulau Sabang, Nanggroe Aceh Darussalam.

Kabag Humas dan CSR PT Semen Indonesia, Wahyu Darmawan mengatakan pihaknya tidak mengetahui pasti siapa sejatinya pria tersebut. Karena saat ditanya dia tidak menjawab dengan pasti. Saat ditanya alamatnya dia menjawab Nusantara. Saat ditanya saudaranya siapa, jawabnya dunia akhirat dan saat ditanya rute awal dia jalan dijawab sholat. “Infonya dari keamanan ke protokol dilanjut ke kami Humas dan Bina Lingkungan, sama dari Indonesia bilangnya,” jelasnya.

Dia mengaku kesulitan berkomunikasi dengan pria itu. Terkait ikan yang diberikan juga tidak diberi pesan apapun kecuali untuk merawatnya agar tetap hidup. “Ikanya kita terima dan dirawat seperti pesanya, semoga Allah memberikan jawabanya. Entah kapan saya bisa menafsirkan. Kita mengagumi sosok uniknya, cukup kebingungan saat komunikasi dengan beliau. Apa yang beliau sampaikan susah saya pahami,” imbuhnya. USUL PUJIONO

Print Friendly, PDF & Email