Permintaan Rehab Pasar Rengel Sudah 3 Tahun Masih Diabaikan

RENGEL

Kepala PD Pasar Rengel, Rohmad
Kepala PD Pasar Rengel, Rohmad

seputartuban.com – Sejak terakhir tahun 1993, pasar Desa Rengel, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban belum mendapatkan perhatian dari Pemkab Tuban. Permintaan rehab sejak 3 tahun lalu, hingga saat ini belum dihiraukan oleh pemerintah. Padahal kondisi pasar sudah sangat diperlukan rehab untuk melancarkan aktivitas pembeli dan pedagang.

Pasar rengel yang berada pinggir jalan poros Provinsi ini dibangun sejak tahun 1982. Kemudian dilakukan penambahan fasilitas pada tahun 1993 dengan total luas pasar 11.990 meter persegi.

Menurut Kepala PD Pasar Rengel, Rohmad (50), jumlah toko sebanyak 95 unit, los besar 243 unit dengan ukuran masing-masing 3 X 1,5 meter. Los seng sebanyak 289 unit dengan ukuran 2 X 2,5 meter.  Serta los dasaran besar diluar pasar (pedagang sayur) beroperasi jam 02.00 WIB sampai pukul 06.00 WIB. Los dasaran kecil jam 06.00 WIB sampai 14.00 WIB.

Retribusi los besar Rp. 600 /hari, los seng Rp500 /hari, dasaran Rp. 500 / hari. Seluruh retribusi pasar menjadi pendapatan desa. Dengan perkiraan pendapatan per bulan antara Rp. 29.824.500 hingga Rp. 42.496.600.

“Pasar ini sangat perlu direhabilitasi sudah mulai kumuh. Lahan parkirnya juga kurang memadahai. Parkirnya sampai dijalan raya, sedangkan dijalan ada rambu larangan parkir,” ungkapnya.

Pihak pasar sudah mengajukan permohonan rehab kepada pemerintah desa dan sudah disampaikan kepada Pemkab Tuban sejak 3 tahun lalu. Namun hingga saat belum ada tanggapan dari pemerintah. “Permintaan pedagang terkait perbaikan infrastruktur, sebab kalau tidak diperhatikan bisa kalah dengan pasar moder,” jelas bapak 3 anak ini.

Lebih lanjut, Rohmat mengungkapkan para pedagang pasar juga mengeluhkan keberadaan pasar modern (mini market) yang berdekatan dengan pasar Rengel. Karena hal ini selain secara aturan tidak diperbolehkan, juga sangat mempengaruhi pendapatan pedagang. “Itu minimarket malah diseberang jalan pasar, bagaimana perijinanya sampai diberi,” keluhnya. ARIF AHMAD AKBAR

Print Friendly, PDF & Email