Penderita Kusta di Tuban Meningkat

TUBAN

seputartuban.com – Para penderita kusta atau lepra di Kabupaten Tuban mengalami peningkatan. Pada tahun 2012 sebanyak 212 penderita, sedangkan tahun 2013 ada sebanyak 248 penderita. Namun bagi pengerita penyakit ini jangan berkecil hati, karena bisa disembuhkan dengan pengobatan rutin.

puskesmasKepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tuban, Saiful Hadi saat diwawancarai, Jum’at (21/3/2014) mengatakan penderita kusta mengalami peningkatan. “Untuk penderita kusta atau lepra paling banyak di Kecamatan Merakurak. Kita selalu melakukan sosialisasi terhadap masyarakat agar tidak kuwatir dengan penyakit tersebut, sebab bisa disembuhkan,” katanya.

Penyakit ini juga tidak menular selama tidak melakukan kontak langsung kepada penderita minimal selama 6 bulan berturut-turut dan ada kesamaan gen. Kusta atau lepra merupakan penyakit infeksi yang langsung dalam waktu lama yang disebabkan oleh mycobacterium leprae.

Sedangkan tanda-tandanya sangat beragam, namun bisa diketahui dengan melihat tanda fisik pada kulit dan saraf. Tanda yang tampak pada kulit penderita kusta berupa bercak putih seperti panu atau bercak merah seperti kadas pada kulit yang tidak gatal. Tidak mengeluarkan keringat, tidak ditumbuhi bulu, dan mati rasa atau kurang rasa terhadap rasa nyeri. Terdapat benjolan-benjolan kemerahan (nodul) yang tersebar pada kulit, alis dan rambut rontok, muka berbenjol-benjol dan tegang.

Lalu, tanda-tanda yang menunjukkan telah terjadi kerusakan saraf atau luka yang tidak sakit, kulit melepuh. Sulita melakukan aktivitas sehari-hari seperti memasang kancing baju, memegang pulpen, atau mengambil benda kecil, kesukaran berjalan dan kesukaran menutup mata dengan rapat.

“Ada dua jenis penyakit kusta, yaitu tipe kering dan tipe basah. Di Indonesia paling banyak tipe basah, dan dapat menyebabkan cacat bagi penderitanya. bila merasa menderita segera memeriksakan, jangan sampai lebih dari 3 bulan,” harap Saiful.

Namun demikian, dihimbau kepada semua masyarakat agar tidak mengucilkan penderita kusta, karena tidak menular bila tidak melakukan kontak langsung secara terus menerus. Penyakit itu bisa disembuhkan dengan melakukan pengobatan selama 13 bulan sampai 18 bulan, dan biaya pengobatannya digratiskan.

“Dihimbau kepada semua masyarakat jangan malu-malu, kalau bisa lebih sering memeriksakan akan lebih cepat sembuhnya. Seminggu sekali itu sudah bagus, dan bagi penderita diharapkan segera melakukan pemeriksaan ke Puskesmas tanpa dipungut biaya sepeserpun,” tegas Syaiful. (lis)

Print Friendly, PDF & Email