Penulis : Hanafi
TUBAN
seputartuban.com – Hari Suwadi (44) warga Desa Kedungbendo, Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo, nekat berjalan kaki dari rumahnya hingga menuju Jakarta, demi menuntut keadilan, dan sampai di Kabupaten Tuban, Sabtu (16/06/2012).
Saat singgah di Balai Wartawan Tuban, Jalan Pramuka No. 1, seputartuban.com menanyakan sejumlah hal terkait tekadnya jalan kaki menuju Jakarta. Salah satu alasan paling mendasar adalah terkait pembayaran tanah dan rumah yang sebelumnya dihuni di daerah yang terkena dampak lumpur PT. Minara Lapindo Brantas, Desa Kedungbendo, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo.
Bapak 3 orang anak ini nekat melakukan aksi jalan kaki sebagai bentuk protes yang tidak kunjung ada penyelesaian dan untuk mencari keadailan, karena belum lunasnya janji jani pembayaran yang telah dijanjikan sebagai ganti rugi.
Aksi jalan kai ini dimulai dari rumahnya tepat pada tanggal 14 Juni 2012 lalu, pukul 10.30 WIB, dengan berbekal baju secukupnya. Uang tunai hanya cukup untuk makan seminggu. Bersama dengan seorang teman bernama Harto Wiyono (42) warga Desa Jatirejo, Kecamatan Porong, Sidoarjo, membawa sepeda motor jenis Suzuki dengan Merk Smas Titans, Nopol N 6295 YY.
Selaian perbekalan yang dibawa, Hari juga menjual Video Tragedi bancana lapindo yang dijual kepada masyarakat, sebagai tambahan modal dalam perjalanan jalan kaki itu dengan harga Rp. 50.000 per-keping.
Pemberangkatan kakek 2 cucu ini diiringi dengan isak tangis keluarga yang mencoba untuk menghalang halangi kepergiannya. Karena tekadnya terlalu kuat untuk jalan kaki kedua warga Sidoarjo ini tetap melakukanya.
Setelah semua persyaratan mulai dari ijin perjalanan dari Polres setempat, Kelurahan dan Dinas terkait, Hari dan rekannya mulai berangkat dari rumahnya, dengan di saksikan oleh warga sekitar sebagai bentuk rasa solidaritas dan dukungan aksi menuntut keadailan tesebut.
Sempat terjadi aksi intimidasi oleh orang tidak dikenal saat sampai di Kabupaten Lamongan tepatnya daerah Paciran. Aksi mereka mendapat Intimidasi dari orang yang tidak dikenal dengan tujuan agar perjalanan mereka tidak dilanjutkan dan kembali kerumah.
Namun kegigihan dan semangat 2 orang itu tidak kunjung padam dan tetetap melanjutkan perjalanannya sampai Jakarta. Untuk menyampaikan tuntutanya agar korban Lumpur lapindo Sidoarjo dipenuhi hak-haknya.
Sesampainya dikawasan alun-alun Kota Tuban, pihak Pemkab Tuban tidak dapat menerima kedua warga yang sedang berjuang demi nasibnya ini. Dengan alasan kantor lagi tutup, akhirnya oleh Wartawan yang sedang meliput diajak beristirahat di Balai Wartawan Tuban.
Sudah hampir 6 tahun, bencana yang menenggelamkan 4 Desa di Kecamatan Tanggulangin itu. Hingga sekarang masih menjadi polemik, karena dampak lumpur panas yang ditimbulkan membuat tergusur dengan paksa warga yang bertempat tinggal didaerah kawasan tersebut.
Sehingga aksi demi aski, demo yang berkelanjutan, blokir jalan yang tak terhitung, hasilnya hanya bisa dinikmati sebagian warga, hal inilah menguatkan Hari untuk melakukan aksi jalan kaki hingga ke jakarta.
“kami sudah sering melakukan aksi demo, hingga blokir jalan, tidak keadailan yang saya terima, namun hanya janji janji dan iming iming saja,” jelasnya.
Saat di Jakarta, korban Lapindo ini akan menuntut keadilan terkait pelunasan ganti rugi rumahnya dan warga yang lain. Apabila tuntutanya belum dipenuhi maka bapak 3 anak ini akan tinggal dijakarta, hingga tuntutannya terpenuhi.
“saya akan melakukan jalan kaki hingga ke jakarta, dan menemui bapak Kepala Negara, Susilo Bambang Yudhoyono, mendesak kepada pemerintah untuk meminjami PT. Minara Lapindo, sebagai pembayaran. Kalau idak bisa meminjami, agar PT.Minara Lapindo di pinjami, aset kami sebagai jaminan, karena selama ini pembayaran Rumah saya baru dibayarkan 20 % dri total pembayaran Rp.86.500.825.” tegas Heri.
Foto : Saat keluar dari Balai wartawan dan mendapat perhatian dari warga serta saat istirahat di halaman Pemkab Tuban