TUBAN
seputartuban.com – Ratusan hektar tanaman padi di Desa Sumurgung, Desa Sugiharjo, Kecamatan Tuban. Dan Desa Tegalrejo, Kecamatan Merakurak dipanen dini oleh petani. Tanaman yang baru berusia 2 bulan itu terpaksa dipetik lebih awal. Untuk mengurangi keugian lebih besar akibat direndam banjir.
Para petani memanen lebih awal tanaman padinya, karena kondisi padi sudah mulai banyak yang patah batangnya. Sehingga padi jika dibiarkan akan membusuk. Selain itu, juga banyak tanaman terseret arus banjir.
Kerugian tidak hanya pada tanaman saja. Tanah sawah juga ikut bercampur lumpur dan kotoran akibat terbawa arus banjir. Kotoran berupa perabotan rumah tangga, kayu, batu kecil sampai sampah. Hal ini menjadikan petani harus ekstra membersihkan sawahnya.
Ahmad Tarmudji (51), petani asaal Desa Bogorejo, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban, saat dikonfirmasi di ladangnya Desa Sumurgung, Senin (08/04/2013) mengatakan kerugian yang dideritanya hingga mencapai puluhan juta.
Misalkan padi dari 200 meter persegi miliknya ditaksir hanya menghasilkan uang Rp. 500 ribu. Padahal biaya tanam hingga siap panen sudah sebesar Rp. 4 juta. Dirinya harus merugi sebesar Rp. 3,5 juta.
Disamping itu harus mengeluarkan biaya tambahan untuk memperbaiki pematang sawahnya. Yang rusak akibat diterjang derasnya air bandang. “Tanaman padi masih hijau, bila mengering akan susut. Setiap 1 Kg gabah basah hanya menjadi 2 Ons beras, ” katanya. (han)
sudah sejak 1992, tanggul itu jebol. adakah niat untuk memperbaiki infrastruktur sepanjang DAS bangawan solo itu?