RENGEL
seputartuban.com – Banjir luapan sungai bengawan solo di Kecamatan Rengel sudah terjadi selama 3 hari. Namun sebagian warga memilih tetap bertahan dirumahnya, meski sudah dijemput tim evakuasi untuk mengungsi.
Seperti Kasminah (90) dan Masidah (70), keduanya memilih tetap bertahan dirumahnya. Dusun Gembloraseh, Desa Ngadirejo, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban. Meski air sudah merendam rumahnya, mereka tetap bertahan karena berbagai alasan.
Meski sebenarnya, dinding rumah runtuh dan air nampak terus meninggi dirumahnya. Hal yang sama dilakukan anaknya, Suhartini (45) yang tinggal serumah yang diduga mengalami kelainan jiwa. Kedua nenek ini tidak berani meninggalkan rumah, salah satunya lantaran Suhartini tidak mau dievakusi.
Ditengah rendaman banjir, Kasminah tetap beraktivitas didalam rumahnya. Dengan bantuan tongkat, lantaran pengelihatanya dan kakinya tidak lagi berfungsi sempurna. Kondisi ini sangat menkhawatirkan keselamatan mereka.
Pasalnya posisi rumah hanya berjarak 10 meter dari bibir sungai bengawan solo. Rumah sudah tidak memiliki daun pintu, sehingga sangat rawan terseret arus air. Kondisi lain yang tidak kalah mengenaskan adalah atap rumah juga banyak yang pecah dan hilang. Aliran listrik tidak menyala, sehingga penerangan malam hanya menggunakan lilin atau api.
“Semoga tidak teradi apa-apa, dan air cepat turun. Saya tidak mau dievakuasi, dirumah saja. Disana malah tidak ada yang merawat. Saya sakit kepala mas,” ujarnya Kasminah dalam bahasa jawa.
Kasi Pertanian dan Pengairan Pemerintah Desa Ngadirejo, Yusuf saat dikonfirmasi mengatakan dirinya sudah berupaya memberikan pengertian. Dan memberikan penjelasan hingga 3 kali. Namun mereka masih tetap ingin bertahan di rumahnya.
Disoal suplay makanan dan minuman, setiap harinya sudah dikirim oleh anaknya. Yang berada tidak jauh dari rumahnya tersebut. Dirinya sangat khawatir bila banjir datang tiba-tiba dan sulit untuk mengevakuasi. “Bila tidak dibawa kita disalahkan. Kita sudah usaha bujuk rayu tetap tidak mau. Saya akan tetap berada di desa. Berjaga-jaga bila ada warga yang membutuhkan, ” ungkapnya.
Diketahui, menurut data yang diperoleh dari Polsek Rengel dan Kecamatan Soko, lokasi pengungsi berada di 3 titik. Yakni di Stadion Kecamatan Rengel sebanyak 55 Kepala Keluarga (KK) atau 200 jiwa dan 100 ekor sapi. Yang ditempati warga Desa Campurejo dan Desa Ngadirejo.
Untuk warga Desa Karangtinoto dievakuasi diwilayah tanggul desa setempat. Sebanyak 65 KK atau 250 jiwa, 65 ekor sapi dan 45 ekor kambing. Sedangkan Warga Desa Sumberejo mengungsi ditanggul desa setempat. Sebanyak 108 KK atau 518 jiwa. Dan sekitar 300 jiwa lainya masih bertahan dirumahnya masing-masing. (han)