Menuntut Tangkap Pelaku Dan Otak Kerusuhan, Singgahan Dikepung Pendekar

seputartuban.com, SINGGAHAN – Wilayah Desa Kedungjambe, Kecamatan Singgahan, Minggu (7/8/2022) dikepung ratusan pendekar pencak silat. Mereka menunut keadilan agar pelaku pelemparan yang diduga terencana tersebut diproses hukum seluruhnya dan ditangkap otak pelaku kejadian tersebut.

Dari informasi yang dihimpun seputartuban.com, aksi tersebut sebagai bentuk solidaritas dari  salah satu anggota pengamanan perguruan pencak silat MS yang merupakan Warga Desa Margorejo, Kecamatan Parengan, Kabupaten Tuban. Dia menjadi korban pelemparan batu yang dilakukan oleh massa diduga anggota/simpatisan salah satu perguruan silat lainnya.

Kejadian bermula pada Kamis (4/8/2022) malam, saat rombongan penggembira acara salah satu perguruan silat dari sejumlah wilayah di tuban selatan dan luar wilayah Tuban dikembalikan oleh petugas gabungan. Aparat kepolisian dan pengamanan perguruan mengawal mereka untuk Kembali ke wilayah masing-masing.

Sekira pukul 00.30 WIB, ratusan rombongan motor saat melintas di sekitar Desa Kedungjambe, Kecamatan Singgahan mendapat serangan. Meski dikawal polisi dan rombongan tidak melakukan aksi anarkis, mereka dilempari batu oleh pihak yang diduga perguruan lain.

Diduga aksi pelemparan ini sudah terencana, dengan indikasi lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) saat kejadian dimatikan. Selain itu juga sudah tersedia batu yang dipakai melempari rombongan pemotor yang dikawal tersebut. Serta hasil penelusuran seputartuban.com, saat malam kejadian, para terduga pelaku sekira ratusan orang sudah berkumpul di sekitar lokasi kejadian. Yang berasal dari wilayah setempat hingga luar daerah. Dengan memarkirkan motor mereka di wilayah perkampungan.

Akibat kejadian ini, seorang petugas pengamanan internal perguruan mengalami luka bagian matanya dan harus mendapatkan perawatan di rumah sakit. Sedangkan seorang terduga pelaku sempat diamankan dan diserahkan ke Polsek Parengan kemudian di Polres Tuban.

Massa juga menuntut kasus lama, korban adalah petugas pengamanan internal perguruan. Dia mengalami luka bacok hingga harus dirawat ke rumah sakit cukup lama. Korban saat mengamankan acara internal perguruan di wilayah Kec. Parengan diserang oleh kelompok yang diduga anggota perguruan silat lainnya. Hingga saat ini, aparat juga belum menangkap pelaku pembacokan dan pelaku penyerangan acara tersebut.

Menanggapi kejadian aksi penggrudukan itu, Kapolres Tuban AKBP Rahman Wijaya saat di konfirmasi mengungkapkan aksi tersebut masih ada hubungan dari kejadian pelemparan batu yang mengenai salah satu anggota dari perguruan pencak silat yang sedang melakukan pengawalan. “Aksi itu spontan dilakukan. Dan mencari solusi terbaik terkait dengan kejadian tersebut,” ungkapnya.

Lanjut Rahman menambahkan, Dalam mediasi tersebut juga melibatkan pimpinan masing-masing perguruan, pemerintah desa, forkopimka dan Polres Tuban. Untuk mendapatkan solusi yang terbaik. Karena diduga di tempat tersebut sering terjadinya desekan antar perguruan.

“Memang di desa tersebut sering terjadi gesekan antar perguruan, maka dari itu kami bersama- sama mencari solusi yang tepat. Dan tentunya tidak merugikan dari pihak lain,” tegasnya.

Di soal mengenai penangan hukum, kepada terduga pelaku pelemparan batu dan actor intelektual dijelaskan, terduga pelaku masih di bawah umur dan untuk proses hukumnya masih tetap berjalan. Saat ini masih dimintai keterangan dan juga masih terus dilakukan penyelidikan.

“Karena terduga pelaku masih dibawah umur, maka untuk perlakuan hukumnya masih berjalan tapi juga berbeda dengan pelaku yang sudah dewasa. Kami  masih memintai keterangan dan masih melakukan pengembangan,” tegasnya. RHOFIK SUSYANTO/TIM

Print Friendly, PDF & Email