TUBAN
seputartuban.com – Penjualan almari minimalis menjadi primadona warga perkotaan. Almari yang terbuat dari lembaran triplek terlihat minimalis dan rapi. Perabot ini harganya lebih murah dibanding almari berbahan kayu, serta sangat cocok untuk rumah ukuran kecil.

Nina Apriliawaty (23), warga Keluragan Doromukti, Kecamatan Tuban, Kabupaten Tuban, saat ditemui di toko kawasan Jalan Basuki Rachmat, Tuban, Sabtu (8/3/2014), dia membeli almari ini karena lagi ngetrend.
Almari jenis ini tersedia dengan beragam warna, berbahan triplek setebal 4 Cm sampai 6 Cm. Menurut ibu 1 anak ini harganya juga lebih murah dibandingkan jenis almari dari papan kayu. ” Lebih ringan, lebih murah juga. Kalau untuk rumah yang ukuran kecil seperti di perumahan memang pas, ” kata Nina.
Menurut Khoirul Abidin, salah satu pemilik toko penjual mebelair mengaku penjualan almari berbahan triplek ini lebih banyak dari pada dari kayu. Harga almari minimalis berukuran 2 meter x 1 meter, dibandrol harga sebesar Rp. 600 ribu sampai Rp. 800 ribu. Dengan ukuran yang sama, harga almari kayu lebih mahal, yakni berkisar Rp. 1,5 juta sampai Rp. 2 juta.
Dalam setiap bulan penjualan untuk almari minimalis ini 5 kali lebih banyak dari pada almari kayu. “Kalau untuk kekuatan memang beda, lebih kuat yang almari kayu. Penyambungannya pakai paku dan lem. Kita tidak bisa hitung omzet per-jenis almari, karena macamnya banyak,” ujar Abidin.
Masih menurut Abidin, mahalnya harga almari kayu disebabkan karena bahan baku pembuatannya sudah mahal. Harga setiap papan kayu berukuran 2 meter dengan tebal 2 cm seharga Rp. 60 ribu. Sedangkan untuk membuat 1 buah almari kayu dengan ukuran 2 meter x 1 meter, minimal dibutuhkan sekitar 18 lembar papan.
Modal bahan baku saja sebesar Rp. 1.080.000. Ditambah ongkos pembuatan dan bahan pewarnaan, bisa mencapai Rp. 1.500.000. “Bedanya, kalau almari minimalis setiap lembar triplek lebih murah dari kayu. Setiap bulan penjualan almari bisa 6 sampai 10 unit, kalau yang kayu sekitar 4 unit, ” ungkapnya. (han)