Jelang Ramadhan Harga Bawang Naik

seputartuban.com, TUBAN – Menjelang Bulan Suci Ramadhan, harga bahan pokok sudah mulai naik. Salah satunya jenis bahan dapur mulai mengalami kenaikan harga.

Salah satu penjual bawang di pasar tradisional

Dari pantauan seputartuban.com, di salah satu pasar tradisional di Tuban, beberapa harga bahan pokok mulai mengalami kenaikan. Salah satunya bumbu dapur.

“Biasanya bahan-bahan pokok mulai naik ketika akan menjelang hari raya. Tapi untuk saat ini bumbu dapur sudah naik. Seperti bawang merah dan bawang putih,” kata Tasmuning, pedagang pasar, Rabu (24/4/2019).

Untuk harga daging sapi masih tergolong Normal Rp 110.000/kilo gram, Bawang merah (Bamer) ukuran kecil yang semula Rp 20.000/kilo gram sekarang mencapai Rp 35.000. Sedangkan untuk ukuran besar Rp 40.000/kilo gram. Bawang putih (Baput) yang semula Rp 30.000/kilo gram menjadi Rp 45.000 dan cabai rawit 15.000/kilo gram.

Kabid Pengelolaan dan Pengendalian Perdagangan, Dinas Koperasi Perindustrian Dan Perdaganagan Kabupaten Tuban, Deasi Ika Notirawati, mengatakab menurut Diskoperindag Jatim, kebutuhan Baput nasional dipenuhi dari impor sejak 1995/1996. Selain itu, Kementrian Perdagangan juga baru mengeluarkan ijin impor 100.000 ton baput pada 7 perusahaan.

“Kenaikan harga bamer dan baput tidak hanya di Tuban, tapi juga berlaku secara Nasional. Berdasarkan release Kementan, sampai 2021 Indonesia akan tetap melakukan impor baput karena produksi lokal belum bisa mencukupi,” jelasnya.

Selain itu untuk Bamer, secara teknis karena pola tanam bamer 2 sampai 3 kali per Tahun karena bergantian dengan padi. Dan juga Ditambah dengan pengaruh musim penghujan. Disaat transisi musim panen, dimana hasil panen tahap 1 ssuda mulai habis sedangkan tahap 2 belum panen. Secara kebetulan transisi panen tersebut berhimpitan waktunya dengan semakin dekatnya bulan puasa.

“Meski kabupaten Tuban bukan penghasil utama bamer, tapi kami optimis bahwa harga akan kembali stabil setelah panen raya. Karena beberapa tahun terakhir panen raya bamer di sentra penghasil mampu memenuhi kebutuhan,” katanya optimistis. RHOFIK SUSYANTO

Print Friendly, PDF & Email