Jadi Langganan Banjir, Warga Kecamatan Rengel Demo Pemkab

TUBAN

seputartuban.com – Ratusan warga korban banjir di Kecamatan Rengel, mendatangi Kantor Pemerintah Kabupaten Tuban, Selasa (31/12/2013) menuntut dibangunnya tanggul sungai bengawan solo, agar mereka tidak menjadi langganan korban banjir.

Demo banjir Pemkab4
PROTES : Warga Kecamatan Rengel saat berunjuk rasa didepan Kantor Bupati Tuban

Sekitar 650 warga dari 10 Desa yang ada di Kecamatan Rengel, yaitu Desa Sumberejo, Desa Rengel, Desa Ngadirejo, Desa Banjararum, Desa Karang Tinoto, Desa Kanorejo, Desa Sawahan, Desa Tambakrejo, Desa Maibit, Desa Bulurejo, mendatangi Kantor Pemkab Tuban dengan menggunakan bus dan mobil dengan pengawalan ketat aparat kepolisian.

Dengan menggunakan spanduk bertuliskan protes atas sikap Pemkab Tuban, yang dianggap kurang memperhatikan nasib rakyatnya sengsara menjadi korban banjir. “Kami Butuh Tanggul, bukan Kecap” dan “Kami butuh Tanggul, bukan Mie Instant”.

Kades Sumberjo, Suwadi mengatakan, warga korban banjir bengawan solo sangat butuh pembangunan tanggul. “Tingkat kerugian kami sebenarnya sangat besar, 1 desa bisa mencapai Rp. 13 milyar. Kalau hitungan kami kerugian kami ratusan milyar, kenapa oleh pemerintah dianggap kecil, kami ingin rasa aman. Banjir bukan tidak bisa ditanggulangi tetapi bisa diusahakan, kami mohon supaya dibangunnya tanggul,” ungkap Suwadi.

Demo banjir Pemkab2
JADI LANGGANAN BANJIR : Saat orasi menyampaikan tuntutan pembangunan tanggul dan kecaman kepada Pemkab Tuban

Selain itu, sebelum tanggul yang berada di Kecamatan Kanor, Bojonegoro dibangun, banjir yang terjadi di Rengel tidak separah tahun ini. “Kalau tahun-tahun sebelumnya kita masih bisa memanen padi, namun saat ini kita belum sempat memanen sudah diterjang banjir dan padi tidak bisa diselamatkan,” keluh Kades.

Tuntutan lain, warga juga meminta agar sungai afur dilakukan normalisasi. Pasalnya luapan sungai ini juga menambah derita petani.  “Saat ini kedalamannya hanya 1 meter, sehingga air dibengawan solo sudah surut, tetapi air tidak bisa mengalir sebab sungai dangkal, dan perlu dibangun plengsengan,” kata Kades Bulurejo, Yauri.

Setelah melakukan orasi didepan kantor Pemkab Tuban, perwakilan pengunjuk rasa, para Kepala Desa dan warga ditemui oleh Wakil Bupati Tuban, Noor Nahar Husein didampingi sejumlah Kepala Dinas. Setelah menyampaikan aspirasinya dan mendapatkan janji dari Wabup para pengunjuk rasa kembali pulang dengan mendapat pengawalan dari aparat kepolisian.

Diketahui, menurut informasi yang diterima seputartuban.com, aksi massa ini sebelumnya direncanakan diikuti sekitar 1.100 orang. Namun karena Polisi melarang menggunakan kendaraan bak terbuka saat mengangkut massa.  Akirnya banyak yang tidak mengikuti aksi protes ini. (lis)

Print Friendly, PDF & Email