Harlah NU, Jadi Ajang Pembelaan Setahun Kepemimpinan Bupati

Penulis : Hanafi / Rini

TUBAN

seputartuban.com – Ribuan warga Nahdliyin yang berkumpul dialun-alun Kab. Tuban Jum’at (22/06/2012) malam dalam rangka pengajian Hari Lahir (Harlah) Nahdlatul Ulama (NU) ke-89 yang diselenggarakan Pengurus Cabang (PC. NU) Tuban nampaknya tidak disia-siakan oleh Bupati Tuban, Fathul Huda.

Pasalnya, event akbar ini juga sangat berdekatan dengan satu tahun kepemimpinan Fathul Huda dan Noor Nahar Hussein (Hudanoor) sebagai Bupati dan Wakil Bupati Tuban sejak Juni 2011 silam. Nampaknya Bupati yang juga mantan Ketua PC. NU Tuban ini tidak menyiakan kesempatan baik ini untuk menyapamikan sejumlah kesuksesan dalam kepemimpinanya.

Mulai dari pengelolaan anggaran daerah hingga aparatur negara menurut Bupati jika adanya kekurangan dan kelemahan pada pemerintahannya merupakan hasil dari penerusan program Bupati sebelumnya.

“Maklum saja, adanya jalan rusak, infrastruktur yang kurang memadahi, hingga pelayanan  kesehatan yang masih kurang baik, kami hanya melanjutkan program sebelumnya,” ungkap Bupati dihadapan Nahdliyin.

Disisi lain, Bupati asal Kec. Montong ini mengungkapkan dirinya sudah membuat program sebagai bentuk pelayanan kepada  masyarakar dan penghargaan kepada ulama, yakni dengan menyediakan pengobatan gratis dikelas III RSUD Tuban,”Saya sudah membuat program, untuk pelayanan kesehatan para ulama akan diberi gratis dikelas 3 Rumah Sakit Umum Tuban, karena para ulama merupakan ujung kebaikan umat,” tambahnya.

Ditempat yang sama, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Muhammad Nuh mengatakan bahwa masyarakat Tuban harus bahu-membahu membantu pemerintahan. Agar tercipta kondisi pemerintahan yang baik dan dapat memenuhi aspek kebutuhan dasar masyarakat.

” Tahun depan pemerintah akan mengadakan wajib belajar 12 tahun, maka  semua masyarakat harus mendukung. Kuncinya ada 2 yaitu pinter tur waras (pintar dan akal sehat), pendidikan ibarat software kesehatan ibarat hardware, keduanya harus seimbang ” tegasnya.

Hadir dalam acara ini, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, KH. Hasyim Muzadi, Bupati Tuban, Wakil Bupati Tuban, Seluruh Badan Otonom (Banom) dan Pengurus Anak Cabang dan Ranting Se-Kab. Tuban.

Sebelumnya, seniman Tuban yang tergabung dalam GPK Art Community, melakukan aksi teaterikal di perempatan jalan Basuki Rahmat, Rabu (20/06/2012) sebagai bentuk protes kepemimpinan hudanoor yang dinilai seperti balon.

Protes seniman gombal amoh ini dengan melumuri lumpur seluruh tubuhnya dan berdiri di atas meja  yang disampingnya terdapat gantungan Seragam pegawai PNS. Dengan gerakan pata- pata sambil sesekali meletuskan balon yang ada di dalam genggamannya.

Balon menggambarkan bahwa isi pemerintahan saat ini hanya kosong, artinya tidak banyak perubahan yang dilakukan. Hal ini merupakan sindiran dari kalangan seniman ini.

Sedangkan peserta aksi lainya membagikan balon yang berwarna- warni dan selebaran kepada pengguna jalan yang melintas, Saat di klarifikasi hal tersebut.

Ketua Seniman Gombal Amoh, Dian Suntoro yang sekaligus sebagai pemain dalam Perfimance Art tersebut menyatakan bahwa balon diartikan Sebagai sesuatu yang indah dan menyenangkan namun mudah meletus.

Sedangkan seragam PNS yang dipajang, itu sebagai simbul, bahwasanya pemerintah yang ada sekarang ini, seragam hanyalah sebagai kedok belaka. Mereka hanya sibuk mengurusi kelompoknya saja dan jajaranya hanya duduk manis dikantor dengan kurang peka terhadap kebutuhan masyarakat.

Dalam wawancaranya lelaki yang tubuhnya masih di penuhi oleh lumpur tersebut, menyampaikan harapannya tentang aksi yang di lakukannya “ harapan saya kedepan, Masyarakat Tuban bisa memilih Bupati yang lebih memadai dan layak “ terangnya.

Foto : KH. Hasyim Muzadi saat menyampaikan tausiyah dihadapan ribuan hadirin

Print Friendly, PDF & Email

2 komentar

  1. Benar apa yg disindir oleh teatrikal Gombal amoh bahwa hasil pemerintah sekarang hanyalah Balon kosong g ada perubahan …..?semoga nanti warga tuban pada saatnya pilih pemimpin yg Visioner…?

  2. Saya kasihan dengan pak Huda sebelum jadi bupati beliau di hormati namun sekarang setelah menjadi bupati, Lho tidak jauh beda dengan penjual jamu di pasar-pasar sebagian orang apatis. Saya ingat (Dawuh’he mbah Chamid Pasurus almarhum “yen ono Kyai melu-melu rebutan Jabatan/Bupati, wis gak pantes maneh utowo saru – Pekoro opo wae yen ora ahli’ne kari nunggu bubrahe. IBARAT TUKANG JAHIT TIBA-TIBA JADI DOKTER” sedangkan JARUMNYA BERBEDA KIRA-KIRA APA YANG TERJADI….???

Komentar ditutup.