Gemblak Peninggalan Majapahit Diujung Tanduk, Tinggal Hanya di Tuban Saja

seputartuban.com, KEREK – Pertunjukan seni Gemblak merupakan peninggalan budaya asli Tuban era Kerajaan Majapahit. Yang bisa juga disebut sebagai wayang panji. Kelompok seniman yang mempertahankan seni ini nyaris punah. Karena hanya kelompok seni di Dusun Bawi Wetan, Desa Hargoretno, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban, Jawa Timur ini yang masih mempertahankannya.

Sebelumnya, Gemblak sudah mati suri. Namun beberapa tahun terakhir kembali diaktifkan oleh para pegiat budaya. Sehingga hari ini kembali terbentuk kelompok gemblak dan dapat melakukan pementasan. Sabtu (17/10/2020) kelompok ini menggelar pertunjukan di wisata sawah desa setempat dan berhasil menyedot penonton dari lintas kalangan.

Wakil Kepala Bidang Badan Kebudayaan Nasional (BKN), DPP PDI Perjuangan Tuban, Ita Hariyanti mengungkapkan,  sebenarnya gemblak Bawi sudah punah  atau sudah mati suri. “Sekitar tahun 2011 saya mendengar tentang gemblak Bawi, kemudian saya gali sumber-sumbernya dan memang waktu itu juga cukup sulit untu mencari sumbernya,” ungkapnya.

Selain itu, lanjut permpuan yang akrab di sapa Ita itu menuturkan tidak hanya sulit mencari sumbernya, tetapi  pemain-pemainnya juga sudah pesimistis. Bahwa gemblak memang sudah tidak bisa di bangkitkan lagi  di Tuban.

“Tapi saya masih bersemangat kemudian saya  bawa ke dinas pariwisata, ke masyarakat juga,  dan ke instansi-instansi lain. Akhirnya gemblak Bawi mulai di undang ke pentas  dan juga ada permintaan dari  dari warga untuk pentas yang punya hajat. Terutama untuk keperluan nadzar dan juga ritual untuk memohon hujan,” imbuhnya.

Selain itu, sejalan dengan tugasnya di PDI Perjuangan untuk melestarikan budaya. Maka dengan perlahan pemain gemblak Bawi yang semula pesimis  kini mulai bangkit kembali. Serta generasinya juga mulai tertarik. “Dari dulu saya fokusnya ke gemblak jadi setiap saya ada kesempatan ya gemblak yang saya angkat,” tandasnya.

Penggagas pementasa ini mengharapkan kedepan pementasan tarinya lebih dimatangkan lagi. Dengan lebih menggiatkan latihan tari agar lebih berkembang lagi. Kemudian direncanakan untuk penggadaan alat campur sari untuk lebih dikembangkan lagi. 

“Alasan utamanya  gemblak adalah satu-satunya di Tuban dan hanya ada di Bawi saja. Dari sekilas  sejarahnya,  sesepuhnya merupakan  para pengamen di jaman kejayaan majapahit dan  kemudian tumbuh dan berkembangnya hanya di Bawi satu-satunya di Kabupaten tuban,” pungkasnya.

Gemblak merupakan seni pertunjukan yang dalam sajiannya melibatkan unsur tari, drama dan musik (karawitan). Gemblak berasal dari kata jawa yakni digegem dan diblakne yang bermakna bahwa sesuatu yang jelek ditinggalkan. Selain itu Gemblak juga bermakna digegem dan dilaksanakan yang berarti sesuatu yang baik dipegang dan dilaksanakan.

Menurut sumber lain mengatakan bahwa kata Gemblak adalah nggegem blaking Panji, dalam artian bahwa kesenian Gemblak tersebut berpegang pada kitab Panji. Hal tersebut dibuktikan pada setiap pergelaran selalu membawakan lakon/cerita siklus Panji, misal : Cerita Ande-ande Lumut, Timun Mas, Panji Laras, Joko kendil, dan lainnya. Gemblak mengalami masa kejayaan era tahun 70-an sampai 80-an. Pementasan gemblak juga syarat dengan unsur magis. Bahkan perawatan sarana pementasan maupun persiapan sebelum pementasan juga memerlukan perlakukan khusus. RHOFIK SUSYANTO

Print Friendly, PDF & Email