SOKO

seputartuban.com – Bangunan dua lantai, SDN Rahayu yang sudah selesai dibangun pada Juni 2014 lalu hingga saat ini belum dapat dipakai. Hal ini disebabkan karena terganjal surat-surat berharga belum selesai diproses.
Bangunan bantuan dari Joint Operation Body Pertamina-Petrochina East Java (JOB PPEJ) ini merupakan Merger dari SDN Rahayu 1 dan 2. Relokasi sekolah untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang nyaman, tidak terganggu aktivitas migas dan api flare yang menyebabkan suhu sangat panas. Karena bangunan sekolah sebelumnya berdekatan dengan flare.
Namun meski sekolah baru sudah hampir 7 bulan selesai dibangun, hingga saat ini belum dapat digunakan. Padahal bangunan lama sudah tidak layak digunakan. Karena pondasi gedung ambles dan miring.
“Kami mengkhawatirkan kondisi gedung SDN Rahayu yang sebagian gedungnya tidak layak di gunakan. Karena pondasi terdapat beberapa yang ambles sehingga kami hawatir bilamana roboh secara tiba tiba,” ungkap Kepala SDN Rahayu, Kardjono dengan nada cemas, Jumat (16/01/2015).
Selain khawatir kondisi bangunan, pihak sekolah juga mengeluhkan jarak dengan lokasi pengolahan migas ini sangat berdekatan. Sehingga suara deru mesin mendengung dan sesekali bau menyengat membuat siswa tidak nyaman. Hal ini sangat mengganggu kenyamanan siswa saat belajar.
Kepala Unit Pelayanan Teknis Dinas (UPTD) Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kecamatan Soko, Supaat menjelaskan lamanya relokasi ini disebabkan belum keluarnya ijin mendirikan bangunan (IMB) dan sertifikat tanah masih dalam proses.
“Gedung tersebut belum bisa ditempati karena IMB dan hak kepimilikan tanah masih di lakukan pemrosesan. Kami masih menunggu kabar tentang rangkaian cek fisik bangunan gedung SDN Rahayu,” ungkapnya. ARIF AHMAD AKBAR