Dipaksa Ngamen, Bocah Ini Lari dari Ayah dan Ditemukan Tertidur di Trotoar

TUBAN

seputartuban.com – Gara-gara tidak betah dengan perilaku ayahnya, Syahrul Syafi’i (11), melarikan dari dengan cara menumpang bus dari Terminal Bungurasih, Sidoarjo. Karena dia berusaha lari penguasaan ayah dan akan menyusul ibunya di Semarang. Dia menumpang bus hingga akhirnya sampai di Tuban dan ditemukan warga dalam kondisi tertidur di trotoar.

HARAPAN BARU : Sayem dan Pi'i saat di SPKT Polres Tuban
HARAPAN BARU : Sayem dan Pi’i saat di SPKT Polres Tuban

Sejak Rabu (23/11/2016) dinihari, Pi’i, panggilan Syahrul Syafi’i sudah berada di Simpang tiga Manunggal Selatan, Tuban dalam keadaan lapar. Karena sejak Selasa (22/11/2016) sore belum makan. Karena berupaya melarikan diri dari terminal Bungurasih untuk menghindar sang ayah. Karena sering mendapat perlakukan kasar dan dipaksa ngamen.

Karena masih bocah, dia bingung dengan arah yang dituju untuk menuju ke ibunya di Semarang. Kemudian ia memilih bus dengan tujuan terminal bunder wilayah Kabupaten Gresik. Dia tidak tahu bahwa bus yang ditumpangi juga jurusan semarang, saat bangun dari tidurnya dia sudah sampai di wilayah Kabupaten Tuban.

Dengan baju compang camping dan celana pendek serta ikat pinggang dari tali rafia, ia memilih turun dan bermaksud akan ngamen diwilayah setempat untuk membeli nasi karena sangat lapar. Namun karena terlalu pagi dan banyak kios diwilayah setempat yang belum buka, ia memutuskan untuk menunggu terbitnya fajar hingga ia tertidur ditrotoar kawasan setempat.

Hingga ditemukan warga. Sayem (40), warga Kelurahan Gedongombo, Rt 03 Rw 10, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban. Pi’i kemudian diajak pulang untuk diberi makan dan pakaian yang layak. “Anak ini sejak saya berangkat ke pasar sudah berada disitu, sampai saya kembali dari pasar dia masih disitu. Karena kasihan lalu saya ajak pulang kerumah,” terangnya.

Kemudian pada pukul 13.00 WIB diantar ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT)  Polres Tuban, dengan harapan dapat membantu Pi’i sampai ke tujuanya, yakni bertemu ibunya di Semarang.

Kepada petugas SPKT, Pi’i mengaku selama ini ia tinggal dengan ayahnya yang bernama Yanto. Karena tidak mendapat perlakuan baik dari sang ayah ia nekat melarikan diri. Dia akan menyusul Suripah (ibunya) yang saat ini bekerja pada sebuah warung makan kawasan Terboyo wilayah Semarang. “Rencananya mau kami serahkan ke Dinsosnaker agar secepatnya mendapat penanganan, masih kami kordinasikan dengan dinas terkait,” jelas AIPTU Suharto, petugas SPKT. ARIF AHMAD AKBAR

Print Friendly, PDF & Email