Dibalik Hingar Bingar Peringatan Hardiknas, Nenek Pengais Sampah Berburu Rejeki

Penulis : Hanafi

MERAKURAK

seputartuban.com – Sariyatun (61) warga Kecamatan Merakurak, Tuban, terlihat masih semangat mengais sampah botol bekas air mineral. Sesaat setelah acara peringatan hari pendidikan nasional yang diadakan PT Semen Gresik di Lapangan Perumdin, Desa Bogorejo, Kecamatan setempat, Sabtu (12/05/2012) lalu.

Dengan membawa tas plastik nenek berbaju warna hitam motif daun itu mulai memungut sampah botol mineral yang berserakan, mulai dari samping lapangan hingga tengah lapangan tak luput dari pungutan nenek bercucu 8 itu.

Peluh keringat, dia menenteng tas plastik warna merah yang penuh dengan botol bekas air mineral. Sambil memakai topi lebar, dia melangkah dengan pasti berburu botol bekas untuk kembali dijual kepengepul rongsokan.

Sesekali nenek yang penuh uban rambutnya itu melepas lelah dan dahaganya dengan minum air sisa yang ada dalam sampah botol mineral yang dipungutnya. Dengan berharap senang dia menatap tas yang sudah penuh sampah tersebut, akan mendapatkan rupiah, nantinya akan digunakan untuk menyambung hidup.

Nenek yang katanya hidup sebatangkara ini tiap harinya bekerja seadanya, adakalanya menjadi buruh tani, buruh kerja dipabrik. Namun yang pasti dia tetap bangga dengan kerja menjadi pengais sampah, dengan alasan dia bekerja tanpa beban dan untuk dirinya sendiri.

Kepada seputartuban.com, istri Sakijan almarhum ini menuturkan bahwa setiap hari saat dia bekerja jadi buruh tani hanya mendapatkan upah Rp.15.000 hingga Rp.12.500 saja. Itupun masih tidak cukup untuk beli makan sehari. Sehingga dia harus tetep bekerja lagi untuk mencukupi kebutuhannya.

Sedangkan dengan memungut sampah tiap harinya dia bisa menambah pendapatan Rp.10.000 sampai Rp.15.000. Itupun tidak setiap hari dia bisa memungut sampah, karena sekarang sudah jarang menjumpai sampah yang bisa di jual lagi.

“sakniki angel mas, pados sampah (sekarang sulit mas mencari sampah),” ujarnya.

Namun hidup tidak berhenti karena segala keterbatasan yang dimilikinya. Sariyatun tetap semangat mengarungi kehidupan, dengan tanpa harus membebani orang lain.

Foto : Sariyatun (61), saat mengais botol bekas air mineral disekitar lokasi acar peringatan Hardiknas

Print Friendly, PDF & Email