SEMANDING
seputartuban.com – Sejumlah pemuda dari Desa Semanding, Kecamatan Semanding, Tuban menjadi pemburu serut batu. Yang akan dijadikan menjadi bonsai alami tanpa dibentuk dengan kawat.
Serut batu biasanya tumbuh pada bebatuan kali, ladang batu hingga tebing. Sehingga sangat banyak ditemui diarea kapur salah satunya dikawasan sungai Kecamatan Semanding.
Serut batu merupakan jenis tumbuhan liar atau ilalang yang memiliki bentuk unik. Banyak pemburu bonsai yang menjadikannya sebagai jenis bonsai Konvensional/bonsai alam. Seperti salah satu pemburu bonsai serut batu, Weny Andri Atmoko (37) warga setempat. Bapak 3 anak itu meengajak para pemuda setempat dalam mencari serut batu untuk bonsai.
“Saya tekuni pekerjaan ini, dan dapat mengurangi pengangguran. Karena pemuda kita ajak mencari bersama-sama. Karena kalau ini diseriusi juga membawa hasil lumayan,” ungkapnya.
Dengan menyisir daerah ladang, sungai hingga tebing. 6 pemuda setiap harinya mampu memperoleh 3 hingga 4 serut batu. Dengan peralatan seperti palu, besi batle, hingga gergaji batu. Dan membutuhkan waktu seharian. “intinya kita harus telaten, karena tidak mudah mencari serut batu,” katanya.
Usaha ini dilakukan sejak 3 tahun terakhir, berawal dari keinginannya membuat bonsai panorama. Atau lebih dikenal dengan original strabes Asper On The Rock. Dengan harga sangat berfariatif mulai dari harga Rp. 25 ribu hingga ratusan juta.
Untuk bonsai serut batu yang tempelan seharga Rp. 2 ribu sampai Rp. 1 juta. Namun yang serut batu alami, bisa seharga Rp. 2 juta sampai Rp. 2 Milyar. Setiap pembuatan bonsai yang sempurna, memakan waktu 2 hingga 3 tahun.
Masih menurut Weny, bonsai terbagi berbagai kelas. Diantaranya Regional, Madya, Utama, Bintang dan
Gold Platinium. Bonsi bisa masuk dalam kelas apabila sudah pernah dlombakan. Misalkan bonsai bisa dikatakan Gold Platinum apabila sudah mendapat penghargaan tingkat Nasional sampai Internasioanal.
Serut batu asal Kabupaten Tuban, kini sudah masuk dalam kontes Nasional. Seperti salah satu batu serut milik lelaki lulusan Sekolah Institut Bahasa Asing (SIBA), Malang ini. Bonsai karakter batu, turing halus, kasar, vertikal miliknya merupakan ikon Tuban yang sudah tampil di kontes Nasional.
11 tahun di KabupatenTuban, Weny sudah memproduksi dan memiliki ribuan bonsai. Penjualannya sudah merambak ke regional maupun nasional. Diantaranya Surabaya, jakarta, dan Bali.
Usaha yang digelutinya ini sangat menjanjikan. Pasalnya hasilnya bisa menambah pendapatan lebih. Selain itu, juga membuka lapangan pekerjaan baru bagi pencari bonsai. “Alternatif sebagai ketiadaannya lapangan kerja, sehingga saya mempunyai pekerjaan. Serut batu ini akan saya jadikan sebagai ikon tuban. Kalau sudah kelas nasional tidak terhingga harganya,” pungkasnya. (han)