seputartuban.com, TUBAN – Cuaca panas yang terjadi di Indonesia, termasuk di wilayah Kabupaten Tuban belakangan ini dipastikan tidak termasuk dalam kategori gelombang panas.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kabupaten Tuban, Zen Kasmet mengatakan, suhu udara pada saat siang hari sangat panas dan menyengat. Sedangkan pada malam hari terasa gerah (sumuk).
Fenomena ini, bukan disebabkan oleh adanya gelombang panas (heat wave). Seperti yang saat ini sedang melanda wilayah Asia Selatan, termasuk negara Bangladesh, Myanmar India Thailand dan Laos. Hingga menimbulkan korban jiwa, karena berdampak buruk terhadap kesehatan dan kekeringan.
“Fenomena udara yang terjadi di Indonesia belakangan ini, jika ditinjau secara mendalam, dari penjelasan secara karakteristik fenomena maupun secara statistik pengamatan suhunya. Hal ini tidak termasuk ke dalam kategori gelombang panas karena tidak memenuhi kriteria,” tegasnya, Jumat (28/04/2023).
Zen menjelaskan, kondisi gelombang panas tersebut secara karakteristik fenomena suhu panas yang terjadi di wilayah Indonesia. Merupakan fenomena akibat adanya gerak semu matahari yang merupakan suatu siklus yang biasa dan terjadi setiap tahun. Sehingga potensi suhu panas seperti ini juga dapat berulang pada periode yang sama setiap tahunnya.
“Dari indikator statistik suhu maksimum yang terjadi di Indonesia,suhu maksimum tertinggi itu terjadi pada 17 April 2023 yang tercatat pengamatannya di daerah Ciputat dan suhu tinggi mencapai 34 -36 derajat Celcius,” jelasnya.
Sementara itu, cuaca untuk wilayah Kabupaten Tuban sendiri suhu maksimum teramati yang paling tinggi dalam bulan April tahun 2023. Yang tercatat sebesar 32,1 derajat celcius itu terjadi pada tanggal 10 april. Dari kondisi tersebut menunjukkan bahwa Kabupaten Tuban termasuk aman dan suhunya tidak terlalu tinggi atau tidak ekstrem.
“Faktor cuaca lainnya yang menyebabkan suhu udara terasa panas adalah berkurangnya tutupan awan akibat berkurangnya tutupan awan. Sehingga radiasi matahari yang jatuh ke permukaan bumi bisa langsung masuk. Karena memang tidak adanya penghalang. Saat ini wilayah Tuban sudah memasuki musim kemarau,” tandasnya.
Pihaknya menghimbau, masuknya pada musim kemarau ini mulai berkurangnya curah hujan, adanya potensi terjadinya kekeringan, udara terasa panas atau gerah. Juga akan mempengaruhi kesehatan dan kondisi tubuh. “Kepada masyarakat Agar tetap menjaga kesehatan dan kondisi tubuh, banyak mengkonsumsi air putih untuk menghindari dehidrasi. Apabila aktivitas di luar ruangan agar menggunakan perangkat pelindung atau tabir surya,” harapnya. RHOFIK SUSYANTO