Aktivitas TGE Diprotes Warga

BANGILAN

seputartuban.com – Aktifitas PT Tawun Gegunung Energi (TGE) di Dusun Tiwian,  Desa Kumpulrejo, Kecamatan Bangilan, Kabupaten Tuban diprotes warga. Karena rencana operasional pemanfaatan sumur tua itu dinilai tanpa sosialisasi sebelumnya kepada masyarakat setempat.

TEGANG : Suasana sosialisasi PT TGE di Balai Desa Kumpulrejo
TEGANG : Suasana sosialisasi PT TGE di Balai Desa Kumpulrejo

Rabu (15/6/2016) puluhan warga menggruduk ke Kantor Kecamatan Bangilan untuk menanyakan aktifitas perusahaan yang mendatangkan alat berat tanpa sosialisasi. Pihak kecamatan mengaku tidak tahu aktifitas perusahaan itu, sehingga diarahkan agar warga langsung mendatangi kantor TGE di wilayah kecamatan setempat. Hasilnya perusahaan menyepakati Kamis (16/6/2016) akan dilakukan sosialisasi sesuai permintaan warga.

Ketua DBPD Kumpulrejo, M. Idhar, mengungkapkan bahwa warga sebelumnya sempat kecewa dengan perusahaan tersebut. Karena terkesan kurang peduli atau mengabaikan dan tidak ramah dengan warga setempat, sehingga berbuntut aksi warga ke kantor Kecamatan Bangilan, Rabu (15/6/2016).

DIPROTES : Inilah alat berat PT TGE sudah dilokasi tanpa sosialisasi diprotes warga
DIPROTES : Inilah alat berat PT TGE sudah dilokasi tanpa sosialisasi diprotes warga

“Warga sempat marah hingga datang ke kantor kecamatan, karena alat berat dan lain sebagainya sudah masuk namun tidak ada kulo nuwunnya (permisi) ke warga. Hingga pihak kecamatan pun tidak tahu (ada reoperasi pengeboran minyak),” katanya.

Walaupun sosialisasi ke warga tersebut dia nilai sudah kurang tepat waktu, namun paling tidak tanggapan ataupun harapan dari warga Desa Kumpulrejo bisa disampaikan dan dimusyawarahkan dengan pihak kontraktor tersebut. Idhar melanjutkan, selain warga berharap PT.TGE bisa menyerap dan menampung tenaga erja (Naker) dari masyarakat Desa Kumpulrejo. Pihak desa dan warga juga meminta perusahaan membantu membangun sarana prasarana dan fasilitas umum untuk masyarakat.

“Warga meminta agar TGE juga membantu memfasilitasi sarana prasarana pemuda karang taruna, dan fasilitas yang dibutuhkan warga seperti tempat wudhu, pembangunan masjid, sekolah serta infrastruktur jalan yang merupakan juga sebagai akses TGE,” tandas Idhar.

Sementara itu, Field Manager PT. TGE, Ervino menyampaikan permohonan maaf karena pihaknya terkendala  keterbatasan waktu dalam persiapan pengoperasian. “Waktu yang cukup singkat dalam persiapan melakukan operasi. Mei 2016 baru dapat izin dari Perhutani. Dan 20 juni harus mulai operasi. Maka alat sudah masuk, baru kita agendakan sosialisasi,” ungkapnya.

Dia melanjutkan, bahwa pihaknya saat ini baru akan melakukan reopening (buka kembali) sumur minyak yang sudah lama tak dioperasikan oleh pihak Pertamina. Jika dalam uji coba tersebut produksinya bagus,  PT. TGE akan melanjutkan pengeboran ke titik yang lain yakni di sumur kawasan Dusun Tawun dan Sumur minyak peninggalan Belanda di Desa Mulyoagung, Kecamatan Singgahan.

Terkait penyerapan Naker, perusahaan Kerjasama Operasi (KSO) Pertamina tersebut berjanji akan memprioritas warga sekitar. Karena PT. TGE selain mencari Naker yang punya keterampilan juga membutuhkan Naker non skill. Hanya saja karena baru reopening, sehingga pihaknya belum bisa menyerap naker yang lebih banyak.

“Jika pengeboran ini berlanjut dan terus berkembang ke pengeboran titik-titik yang lain, kebutuhan penambahan tenaga kerja juga semakin banyak,” ungkap Vino.

Terkait permohonan bantuan sarana prasarana dan fasilitas umum untuk warga, pihaknya bisa membantu. Termasuk perbaikan infrastruktur jembatan Desa Kumpulrejo yang merupakan sebagai akses kendaraan untuk operasional. “Hal-hal seperti membantu warga sekitar, kita terapkan dan prioritaskan. Sesuai dengan pengalaman-pengalaman di lapangan sebelumnya,” pungkasnya. USUL PUJIONO

Print Friendly, PDF & Email